Jakarta, CNN Indonesia -- Manajer
Pep Guardiola berpotensi meninggalkan
Manchester City karena penggunaan VAR (video assistant referee) yang kontroversial di
Liga Inggris.
Guardiola mengalami beberapa momen kontroversial dalam pertandingan Liverpool vs Man City di Anfield, akhir pekan lalu. Tetapi setelah dicek dengan VAR, peristiwa-peristiwa itu tidak terbukti pelanggaran.
Mantan pemain Man City Trevor Sinclair menilai VAR merusak citra Liga Inggris. Selain itu dengan tidak konsistennya fungsi VAR di Liga Inggris, manajer seperti Guardiola bisa meninggalkan Premier League.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Guardiola ingin kejelasan seperti apa aturannya, karena saat ini suporter, pemain, dan manajer belum mendapat petunjuk. Ini ketakutan saya, jika ini berlanjut, manajer seperti Guardiola dan pemain terbaik akan mulai meninggalkan Premier League," ujar Sinclair kepada
TalkSport.
"Apabila masalah ini berlanjut menjadi konsisten, orang-orang akan meninggalkan Liga Inggris dan pergi ke liga lain," ucap Sinclair menambahkan.
 Man City kalah 1-3 dari Liverpool. (AP Photo/Jon Super) |
Sejumlah kontroversi terjadi di laga Liverpool vs Man City. Selain bek Trent Alexander-Arnold yang dianggap
handball di kotak penalti Liverpool, striker Mohamed Salah juga diklaim offside saat mencetak gol kedua Liverpool.
Wasit Michael Oliver sempat menggunakan VAR untuk melihat insiden handball Arnold, tapi memutuskan tidak memberi penalti kepada Man City. Sementara untuk gol Salah wasit Oliver tidak menggunakan VAR.
[Gambas:Video CNN]"Saya pikir Guardiola sedang berada di puncak. Liga Inggris sangat bagus, karena kami mendapatkan manajer terbaik yang membawa pemain terbaik," tutur Sinclair.
"Jika Anda ingin pergi ke klub top, Anda lihat siapa manajernya. Begitulah cara Man City mendapatkan pemain yang mereka inginkan, karena kehadiran Guardiola," kata Sinclair melanjutkan.
Sinclair tidak saja menganggap VAR merusak citra Liga Inggris, tetapi juga sebagai sistem yang cacat.
"Menurut saya, mereka [Liga Inggris] dalam bahaya kehancuran, atas apa yang mereka hasilkan lebih dari 25 tahun terakhir," ujar Sinclair.
(sry/har)