Jakarta, CNN Indonesia -- Keputusan
Marc Marquez memperpanjang kontrak dengan Repsol Honda hingga
MotoGP 2024 mendapat kritikan. Marquez dianggap tidak berani seperti
Valentino Rossi.
Marquez mengambil keputusan untuk menandatangani kontrak jangka panjang dengan Repsol Honda. Juara bertahan MotoGP itu menjadi pebalap pertama yang mendapat kontrak hingga empat tahun dari Honda di MotoGP.
Pengamat MotoGP, Carlo Pernat, mengkritik keputusan Marquez yang bertahan di Repsol Honda setelah merebut enam gelar juara dunia MotoGP bersama Repsol Honda sejak 2013. Pernat mengatakan Marquez tidak berani seperti Rossi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Marquez menciptakan kombinasi yang tidak bisa dipisahkan. Dia ada adiknya [Alex] dalam tim, dan saya pikir uang bukan masalah bagi Marquez," ujar Pernat dikutip dari
GP One.
 Marc Marquez merebut enam gelar juara dunia MotoGP bersama Repsol Honda. (CNN Indonesia/Haryanto Tri Wibowo) |
"Kekurangan Marquez? Mungkin dia tidak akan peduli, tapi dia hanya akan menang dengan satu sepeda motor, tidak seperti yang dilakukan Rossi, yang Marquez coba tiru," sambung Pernat.
Rossi sukses merebut tiga gelar juara dunia kelas primer Grand Prix (500cc/MotoGP) bersama Honda dan empat gelar juara dunia bersama Yamaha.
Pernat juga mengkritik Repsol Honda yang mengontrak Marquez hingga durasi empat tahun. Pernat menganggap Repsol Honda sudah menjadi 'budak' Marquez.
[Gambas:Video CNN]"Selalu ada hal negatif, karena ketika Anda bertahan dengan satu pebalap untuk waktu yang lama, Anda juga menjadi budak mereka. Honda terlalu bergantung dengan Marquez," ucap Pernat.
Marquez sukses merebut enam gelar juara dunia MotoGP sejak promosi bersama Repsol Honda pada 2013. The Baby Alien hanya gagal satu kali merebut juara dunia pada MotoGP 2015 ketika direbut Jorge Lorenzo.
(har/nva)