Jakarta, CNN Indonesia --
Justin Gaethje menjadi pengganti
Khabib Nurmagomedov saat menghadapi Tony Ferguson di
UFC 249 pada Sabtu (18/4) waktu setempat.
Duel Gaethje vs Ferguson di UFC 249 akan memperebutkan sabuk juara interim kelas ringan, lantaran Khabib Nurmagomedov yang merupakan juara bertahan di kelas tersebut memilih mundur.
Gaethje sudah mengenal bela diri sejak usia 4 tahun dengan berlatih gulat. Petarung 31 tahun tersebut merupakan juara gulat dua kali semasa sekolah menengah. Di tingkat universitas, Gaethje juara di Divisi I NCAA.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada waktu kuliah itu juga Gaethje memulai karier sebagai atlet
mixed martial arts, meskipun di level amatir.
Di tahun 2011, petarung kelahiran Arizona itu naik level ke tingkat profesional, lalu bergabung bersama World Series of Fighting (WSOF)yang kini bernama Professional Fighters League (PFL), dua tahun kemudian.
 Justin Gaethje (kanan) pernah berguru kepada legenda tinju Mike Tyson. (AFP/Ed Mulholland) |
Setahun di WSOF, Gaethje sudah membuktikan dirinya menjadi kampiun pada Januari 2014 usai mengalahkan Richard Patishnock lewat kemenangan TKO.
Total Gaethje lima kali sukses mempertahankan gelar juara kelas ringan WSOF, sebelum akhirnya bergabung dengan UFC pada Juli 2017 dan langsung tampil di Performance of the Night.
[Gambas:Video CNN]Dalam enam kali kesempatan tampil di UFC, Gaethje menang empat kali dan dua kali kalah. Menariknya semua kemenangan itu diraih dengan KO dan TKO.
Total, dalam 23 pertarungan di MMA sejak 2011, Gaethje 18 kali menang KO atau TKO dan satu kali menang angka.
Gaethje termasuk petarung yang gemar meningkatkan kualitas duelnya. Dikutip dari
BJPENN, Gaethje pernah belajar seni bertinju kepada legenda Mike Tyson.
"Ini pengalaman hebat bisa bergaul dengan Mike Tyson," kata Gaethje.
Sebelumnya Tyson juga mengaku senang bisa berbincang dengan petarung-petarung muda seperti Gaethje dan Ottman Azaitar.
[Gambas:Video CNN] (sry/nva)