Jakarta, CNN Indonesia --
Justin Gaethje merupakan petarung tanpa tanding di World Series of Fighting (WSOF) namun ketika baru datang ke
UFC ia sempat dihantam kekalahan beruntun.
Gaethje menghabiskan 10 pertarungan tanpa terkalahkan sejak ia menandatangani kontrak dengan WSOF. Secara total Gaethje sukses menyudahi 17 laga tak terkalahkan sebelum ia menandatangani kontrak dengan UFC.
Saat resmi jadi petarung UFC, Gaethje lalu memulai debutnya dengan baik. Ia menang TKO atas Michael Johnson di tahun 2017.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Debut dan rekor sempurna Gaethje itu yang kemudian musnah ditelan keganasan UFC pada dua laga berikutnya, tepatnya saat Gaethje menghadapi Eddie Alvarez dan Dustin Poirier.
 Dustin Poirier jadi salah satu lawan yang pernah mengalahkan Justin Gaethje. (Logan Riely/Getty Images/AFP) |
Dalam duel lawan Alvarez pada Desember 2017, Gaethje yang terus melakukan tukar pukulan menunjukkan kelengahan ketika duel berlangsung dalam jarak dekat. Sebuah serangan lutut dari Alvarez membuat Gaethje terjatuh.
Alvarez tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut dan langsung melayangkan pukulan bertubi-tubi yang membuat wasit menghentikan pertandingan dengan kemenangan TKO untuk Alvarez.
Setelah kalah dari Alvarez, Gaethje kembali menelan kekalahan ketika bertemu Poirier lima bulan berikutnya.
Duel kedua petarung itu kembali berlangsung sengit. Namun Poirier akhirnya berhasil menyudutkan Gaethje lewat kombinasi pukulan beruntun yang membuat Gaethje tumbang dan kalah KO.
Setelah dua kekalahan beruntun tersebut, Gaethje berhasil bangkit dan jadi salah satu calon penantang gelar lewat tiga kemenangan beruntun.
James Vick, Edson Barboza, dan Donald Cerrone merupakan korban keganasan serangan Gaethje. Semuanya kalah di ronde pertama ketika menghadapi Gaethje.
Hal itu yang kemudian mendorong Bos UFC Dana White memilih Gaethje sebagai petarung pengganti Khabib Nurmagomedov untuk melawan Tony Ferguson di UFC 249.
(ptr/jal)
[Gambas:Video CNN]