Jakarta, CNN Indonesia --
Mike Tyson seolah tak pernah lekang oleh zaman. Namanya telanjur jadi mitos. Padahal, kariernya di ring sudah berakhir setelah pertarungan terakhirnya pada 2005.
Kekalahan dari Kevin McBride pada 11 Juni 2005 menandai masa berakhirnya Manusia Terbuas di Bumi itu.
Si Leher Beton tak kuasa melawan lelah hingga benar-benar jadi pecundang di atas ring. Tyson memutuskan berhenti sebelum memasuki ronde ketujuh. McBride pun menang TKO.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal, pertarungan masih bisa dilanjutkan setelah Tyson sempat terjatuh di ronde keenam. Namun, dia sadar ring tinju bukan lagi jadi habitatnya seperti masa-masa kejayaannya dahulu.
 Tyson menelan kekalahan dari Kevin McBride tahun 2005. (PAUL J. RICHARDS / AFP) |
Tyson bahkan meminta maaf karena telah memaksakan diri untuk naik ring. Sungguh momen yang menyedihkan baginya.
"Saya tidak mau melecehkan olahraga yang saya cintai. Hati saya tak lagi di sini [dalam pertarungan]."
"Saya minta maaf kepada para fan yang telah membayar untuk ini. Saya sempat berharap bisa melakukan lebih baik, tapi sudah saatnya saya mundur dan menjalani kehidupan untuk menjadi seorang ayah serta merawat anak-anak saya," kata Tyson kepada USA Today dikutip dari Bleacher Report.
Tyson penasaran untuk kembali lagi bertarung di kelas berat setelah bertarung setahun sebelumnya. Saat itu dia kalah KO dari Danny Willams pada pertarungan empat ronde di Freedom Hall State Fairground, Louisville, Kentucky, Juli 2004.
Tyson juga pernah dipukul KO Lennox Lewis pada 2002 ketika mencoba come back ke ring tinju. Dua kali dia diempaskan Lewis ke kanvas sebelum dinyatakan KO pada ronde ke-8.
Tetap saja, penggila tinju dunia terutama di Amerika Serikat, masih menantikannya naik ring. Itu pula yang membuatnya tergoda.
Apalagi, Si Leher Beton dalam situasi masih terlilit utang sehingga membutuhkan uang. Kekalahan dari McBride yang merupakan petinju kulit putih pada 2005 pun menyadarkan dia untuk segera berhenti.
Meski masa-masa kejayaannya berakhir menyedihkan pada pertengahan dekade 1990-an hingga awal 2000-an, nama Tyson tak lantas memudar. Namanya terus disebut-sebut terutama di sejumlah media di dunia.
Nama Tyson bahkan masih bisa diingat dengan baik bahkan di benak mereka yang tak menggandrungi tinju. Kenapa namanya seolah tak bisa dilukapan hingga sekarang, 15 tahun setelah dia pensiun?
Apakah karena rekor KO yang membuatnya dikenal sepanjang masa?
Jawabannya tidak. Tyson bahkan berada pada urutan kedua dari bawah dalam 10 besar petinju yang memiliki persentase kemenangan KO di kelas berat.
Tyson hanya memiliki rasio 22,9 persen KO yaitu 53 kali KO dari 68 pertarungan.
Dia masih kalah satu tingkat dari petinju kelas berat, Charles Martin, dengan rasio kemenangan KO 80 persen.
Apakah Tyson memiliki pukulan 'mematikan' di ring tinju? Jawabanya juga tidak. Dia bukan petinju dengan pukulan terkencang di atas ring.
 Mike Tyson kerap menang dengan KO. (GERARD BURKHART / AFP) |
Rekor tersebut masih dipegang petinju kelas berat, Vladimir Klitschko. Petinju asal Ukraina tersebut bahkan disebut-sebut kerap menjatuhkan lawannya lewat pukulan mematikan ketimbang Tyson.
Namun, Tyson tetap dikenang sebagai petinju fenonemal di kelas berat sejajar dengan Muhammad Ali.
Kebuasannya di masa-masa awal karier yang mengawali mitos Mike Tyson. Dia pernah bertarung selama 15 kali dalam setahun sebelum meraih gelar dunia pertama pada 1986.
Jumlah rata-rata pertarungannya yang tak biasa itu dibukukan karena kemenangan KO di ronde-ronde awal dari lawan-lawannya.
Gelar pertamanya didapatkan pun ketika usianya baru 20. Kala itu dia membuat KO Trevor Berbick di ronde kedua pada pertarungan gelar juara WBC, 22 November 1986. Kemenangan ini pula yang tertanam kuat di benak para penggemar tinju di seluruh dunia.
Meski demikian, Si Leher Beton bukan tak terkalahkan. Bahkan di masa-masa kejayaannya yakni empat tahun setelah gelar pertamanya, dia mengalami kekalahan pertama ketika menghadapi James 'Buster' Douglas.
Kekalahan itu bahkan sering diberi tajuk sebagai 'kejutan terbesar yang pernah terjadi di dunia olahraga'. Dari sekian banyaknya kejutan di dunia olahraga, kejatuhan Mike Tyson untuk kali pertama adalah hal yang paling layak untuk dikenang.
Evander Holyfield juga pernah mengalahkan Tyson pada 1996. Holyfield sukses menaklukkan Tyson lewat kemenangan TKO di tahun 1996 dan kemudian menang lewat diskualifikasi saat kupingnya digigit Tyson beberapa bulan kemudian.
Tyson tetap saja dikenang, juga dengan deret kekalahan yang pernah dia alami. Nama-nama seperti Holyfield, Douglas, Lennox Lewis, dan McBride, bahkan pernah naik daun karena tak lepas dari sosok Si Leher Beton yang pernah mereka kalahkan. Namun, ketenaran mereka tak seawet Tyson.
Pencitraan Mike Tyson sebagai petarung 'ganas' di ring, mencatatkan namanya dalam sejarah dunia tinju.
 Sosok Mike Tyson selalu dikenang oleh publik dunia. (TORU YAMANAKA / AFP) |
Kehidupannya yang kontroversial di luar ring pun membuat menguatkan imaji publik tentang Tyson. Cerita suksesnya lahir dari kemiskinan sebagai anak jalanan di Brooklyn, New York, cocok dengan fantasi American Dream di Paman Sam.
Belum lagi pemberitaan soal lika-liku hidupnya yang kontroversial, masih punya nilai jual bagi media. Kontroversi yang cukup menggemparkan adalah kasus pemerkosaan Tyson terhadap gadis 18 tahun, Desiree Washington pada 1991.
Dia divonis penjara selama enam tahun pada 1992, namun hanya menjalani masa kurungan selama kurang dari tiga tahun.
Kehidupannya yang glamor dan liar sejalan dengan ketenaran serta uang berlimpah semakin menguatkan mitos keberingasannya. Dia pernah mengakui penyimpangan-penyimpangan mulai pemerkosaan sampai pesta seks yang dia lakukan selama jadi raja tinju dunia.
Kebangkrutannya karena gaya hedonistik juga tetap jadi cerita tersendiri. Tyson pernah memiliki kekayaan hingga US$400 juta atau setara Rp3,4 triliun (kurs pada 2003 1 US$ = Rp8.500). Pada Desember 2003, dia dinyatakan bangkrut dengan utang menumpuk.
Kehidupan Tyson yang naik-turun ini pula menguatkan cerita sang legendaris di luar arena tinju.
Keputusannya untuk mengikuti jejak Muhammad Ali menjadi mualaf pada 1995 pun menambah bumbu-bumbu cerita sang legenda.
Terlebih, pemberitaan di Amerika Serikat yang bombastis kian menguatkan Tyson sebagai sosok famous sekaligus notorious. Terkenal karena hal positif sekaligus negatif.
Kini, bisnis ganja yang dikelola Si Leher Beton di masa tuanya juga menambah kontroversi sosok sang legenda.
Keterkaitan fragmen-fragmen cerita di atas maupun luar ring tinju, sejak masa kejayaan hingga kejatuhan, membuatnya telanjur jadi mitos.
(jal)
[Gambas:Video CNN]