Jakarta, CNN Indonesia --
Real Madrid seperti tahu betul bagaimana menghentikan dominasi
Barcelona di
La Liga Spanyol pada musim 2011/2012.
Blaugrana menguasai La Liga pada musim 2008/2009 dan 2009/2010. Barcelona tidak saja sukses di domestik, tapi juga di Eropa dengan gelar Liga Champions.
Usai juara Liga Spanyol dan Liga Champions 2008/2009 bersama Pep Guardiola, Barcelona bertekad mengulang sukses yang sama di musim 2009/2010.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya saja ketika itu Barcelona cuma sukses mempertahankan gelar La Liga. Trofi Liga Champions melayang ke tangan Inter Milan yang ketika itu dilatih Jose Mourinho. Pada musim 2009/2010, Mourinho menghentikan langkah Barcelona di Liga Champions di babak semifinal.
Setelah tahu Mourinho bisa menghalangi Barcelona, Madrid pun merekrut pelatih asal Portugal itu di musim 2010/2011.
Di tangan Mourinho, Madrid mulai menyusun kekuatan baru. Angel Di Maria, Mesut Ozil, Sami Khedira, hingga Ricardo Carvalho direkrut guna memperkuat klub ibu kota agar bisa mematahkan dominasi Barcelona.
Pada saat itu Madrid yang sudah bertabur bintang dengan kehadiran Cristiano Ronaldo, Kaka, Karim Benzema, dan Xabi Alonso menjadi tim yang benar-benar bertabur bintang serta solid.
Di musim pertamanya, Mourinho hanya sukses meraih Copa del Rey dan gagal di Liga Spanyol serta Liga Champions. Di La Liga, Madrid menjadi runner-up di bawah Barcelona, sedangkan di Liga Champions, Mourinho gagal mempertahankan trofi yang diraih bersama Inter usai Madrid dijegal Barcelona di semifinal.
Pada musim kedua bersama Madrid, The Special One, julukan Mourinho menambah kekuatannya dengan merekrut Fabio Coentrao, Raphael Varane hingga Nuri Sahin.
 Jose Mourinho memiliki persaingan sengit dengan Pep Guardiola. (AFP PHOTO / DOMINIQUE FAGET) |
Di pembuka musim, Madrid kalah 4-5 dari Barcelona dalam Piala Super Spanyol. Akan tetapi, hasil itu tidak memengaruhi performa Madrid di Liga Spanyol.
Langkah Madrid di awal musim Liga Spanyol berjalan mulus dengan memenangi tiga laga pertama, ditambah dengan lini serang yang super tajam. Mereka menumbangkan Athletic Bilbao (4-1), Real Zaragoza (6-0), dan Getafe (4-2).
Dua pekan puncak klasemen La Liga menjadi milik tim asuhan Jose Mourinho ini. Namun di pekan keempat, Madrid tersandung usai kalah 0-1 dari Levante.
Madrid mulai goyah dan turun ke peringkat keempat. Puncak klasemen pun jatuh ke pelukan Barcelona. Madrid berupaya kembali merebut puncak klasemen, tetapi tidak mudah.
[Gambas:Video CNN]Di pekan kelima Sergio Ramos dan kawan-kawan ditahan imbang Racing Santander. Puncak klasemen pun makin jauh dari jangkauan Si Putih setelah berada di posisi kelima.
Klub ibu kota ini bangkit di pekan keenam dengan kembali menang telak, kali ini atas Rayo Vallecano dengan skot 6-2. Hanya saja skor itu belum membantu Madrid kembali ke posisi teratas.
Sejak pekan keenam hingga kedelapan, Madrid tertahan di peringkat kedua klasemen. Sebaliknya, juara bertahan Barcelona kukuh di posisi teratas.
Keberuntungan jadi milik Madrid di pekan kesembilan. Usai Barcelona ditahan Sevilla 0-0 di Camp Nou, Madrid menang 4-0 atas Malaga di La Rosaleda. Madrid pun kembali ke puncak klasemen dengan keunggulan satu poin atas Barcelona.
 Jose Mourinho meraih dua gelar bergengsi bersama Madrid. (AFP PHOTO / DANI POZO) |
Setelah itu, Madrid tidak tergoyahkan dan memenangi 10 laga beruntun, sebelum akhirnya dipermalukan Barcelona 1-3 di Santiago Bernabeu.
Satu gol yang dicetak Benzema di menit pertama dibalas dengan tiga gol Alexis Sanchez, Xavi Hernandez, dan Cesc Fabregas. Di laga tersebut juga terjadi hujan kartu kuning, Madrid 4 dan Barcelona 3.
Meski menelan kekalahan kedua di musim itu, Madrid tetap kukuh di puncak klasemen, karena Barcelona yang jadi pesaing terdekat sudah empat kali imbang dan sekali kalah. Saat itu Madrid unggul tiga poin atas Barcelona.
Kekalahan dari Barcelona di kandang dibalas Madrid lewat kemenangan tandang di Camp Nou, 2-1, di pekan ke-35.
Kemenangan Madrid di kandang Barcelona ditorehkan Sami Khedira dan Cristiano Ronaldo. Sementara Barcelona hanya membalas lewat Sanchez.
Jarak kedua tim pun menjauh dengan selisih 7 poin. Madrid di ambang juara Liga Spanyol musim itu, setelah kali terakhir kampiun pada musim 2007/2008.
Gelar juara resmi jadi milik Madrid setelah Iker Casillas dan kawan-kawan mengalahkan Athletic Bilbao 3-0 lewat gol Gonzalo Higuain, Mesut Ozil, dan Ronaldo pada 2 Mei 2002.
Pertandingan itu merupakan laga tunda pekan ke-20. Madrid dinobatkan jadi kampiun musim 2011/2012 dengan menyisakan dua pertandingan.
Madrid tidak sekadar juara, tapi juga memecahkan sejumlah rekor di La Liga. Selain jadi tim pertama yang mengumpulkan 100 poin di Liga Spanyol, Los Blancos juga mencetak 121 gol.
Catatan gol tersebut merupakan yang terbanyak dalam semusim, sekaligus memecahkan rekor gol milik Madrid sendiri pada musim 1989/1990 dengan torehan 107 gol, dikutip dari
Bleacher Report.
Di musim 2011/2012, Madrid seperti tahu betul cara menjegal Barcelona yang dalam tiga musim sebelumnya memakai mahkota La Liga.
Akan tetapi, kesuksesan di Liga Spanyol tidak menular di Liga Champions dan Copa del Rey. Di Copa del Rey, Madrid gagal mempertahankan gelar setelah disingkirkan Barcelona di perempat final, sedangkan di Liga Champions diempaskan Bayern Munchen di semifinal lewat adu penalti.
Gelar La Liga itu jadi satu-satunya trofi liga yang dimiliki Mourinho selama menangani Madrid. Total Mourinho meraih dua gelar bergengsi bersama Madrid, Copa del Rey 2010/2011 dan La Liga 2011/2012.
Meski hanya meraih gelar La Liga dan gagal di Liga Champions, Mourinho mengklaim skuatnya saat itu merupakan yang terbaik di Eropa.
"Musim itu, Madrid adalah tim terbaik di Spanyol dan juga di Eropa," ucap Mourinho kepada Marca dikutip dari
Sportskeeda.
"Itulah kenapa sangat sulit bagi kami berurusan dengan Bayern di Liga Champions," kata Mourinho menambahkan.
(sry)