Berlatih Pakai Masker Dinilai Berisiko Besar Bagi Pesepakbola

CNN Indonesia
Rabu, 06 Mei 2020 12:55 WIB
Liverpool's Georginio Wijnaldum, left, celebrates with teammate Virgil van Dijk after scoring his team's first goal during the English Premier League soccer match between Liverpool and West Ham at Anfield Stadium in Liverpool, England, Monday, Feb. 24, 2020. (AP Photo/Jon Super)
Latihan menggunakan masker dinilai tidak ideal. (AP Photo/Jon Super)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dokter Timnas Indonesia Syarif Alwi menilai berlatih sepak bola menggunakan masker di tengah pandemi Covid-19 berisiko besar.

Sebelumnya, Liga Inggris telah mengizinkan klub menggelar latihan dengan menggunakan masker untuk mencegah penyebaran virus corona. Penggunaan masker saat latihan tersebut masuk dalam protokol latihan selama pandemi corona.

"Logikanya kalau pakai masker lari jadi maksimal enggak? Itu orang-orang yang memaksa olahraga tetap dijalankan di tengah pandemi. Padahal memakai masker tidak menjamin kalau kita tidak akan terpapar," kata dr Syarif Alwi kepada CNNIndonesia.com, Rabu (6/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Memaksakan berlatih sepak bola menggunakan masker disebut Syarif Alwi lebih banyak menimbulkan dampak negatif. Mulai dari sesak napas sampai masalah jantung.

GIF Banner Promo Testimoni
Berlatih sepak bola menggunakan masker tidak bisa dipaksakan untuk dilakukan. Terlebih intensitas latihan dalam sepak bola cukup tinggi karena banyak berlari.

"Umpamanya latihan menggunakan masker kemudian oksigen yang kita hirup tidak cukup karena terhalang alat seperti masker, tentu membuat oksigen yang diikat hemoglobin berkurang ke jaringan otot, otak, termasuk ke otot jantung," jelasnya.

Menurut Syarif, tidak ada salahnya jika harus menunda latihan sampai kondisi dinyatakan aman dari virus corona. Sehingga latihan berjalan normal tanpa masker dan bisa maksimal bagi kebugaran tubuh pemain itu sendiri.

Yang pasti, seorang atlet memerlukan banyak oksigen ketika berlatih. Oksigen itu disalurkan ke jantung, paru-paru, otot, mata, dan membuat pemain bisa berkonsentrasi.

"Yang bukan atlet saja kalau jalan menggunakan masker jadi sesak. Apalagi atlet yang banyak berlari," tegas Syarif Alwi.

[Gambas:Video CNN] (ttf/jun)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER