Jakarta, CNN Indonesia -- Laga
Tony Ferguson lawan
Justin Gaethje di
UFC 249 layak jadi momentum kembalinya ajang olahraga di tengah pandemi corona. Namun ketiadaan penonton membuat laga dahsyat tersebut terasa janggal.
Ferguson lawan Gaethje awalnya diragukan bisa sehebat duel Ferguson vs Khabib Nurmagomedov yang jadi tajuk utama UFC 249. Namun laga tersebut sukses mengundang decak kagum banyak orang.
Selama lima ronde Ferguson dan Gaethje terus menyajikan aksi tukar pukulan sehingga membuat pertarungan berjalan penuh ketegangan. Kedua petarung tak satu pun memiliki niat untuk melangkah mundur di pertandingan ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gaethje akhirnya keluar sebagai pemenang lewat keputusan TKO di ronde kelima setelah dua pukulan telaknya mendarat di wajah Ferguson.
 Duel Ferguson vs Gaethje tanpa keriuhan penonton yang hadir di arena. (AP/John Raoux)
|
Duel Ferguson vs Gaethje sangat layak jadi 'menu buka puasa' para penggemar olahraga yang sudah tak menyaksikan tayangan langsung olahraga selama kurang lebih dua bulan.
Bila ada kekurangan di balik laga UFC 249, hal itu adalah ketiadaan penonton di arena. VyStar Veterans Memorial Arena yang berkapasitas hingga 15 ribu penonton kosong. Mereka yang hadir di arena hanyalah perangkat pendukung pertandingan, mulai dari wasit, tim medis, tim pendukung petarung, tim
broadcasting, dan fotografer.
Ketiadaan penonton di arena tentu sedikit mengurangi keseruan duel Ferguson vs Gaethje. Tak ada sorakan, teriakan, dan decak kagum penonton yang biasanya menggema beberapa detik setelah aksi spektakuler dilakukan petarung di dalam octagon.
Duel Ferguson vs Gaethje benar-benar sunyi tanpa suara dari penonton. Yang terdengar hanya suara pukulan, teriakan pelatih, dan tendangan serta suara dari wasit yang sesekali menyela pertarungan, plus suara bel tanda sebuah ronde berakhir.
[Gambas:Video CNN]Di tengah pandemi corona, UFC memang harus mengambil jalan paling aman di balik risiko besar yang mereka tempuh untuk menyelenggarakan pertandingan.
Dengan kebijakan
social distancing sebagai salah satu upaya ampuh untuk meredam penyebaran virus corona, Bos UFC Dana White mengambil pilihan untuk menggelar laga tanpa penonton.
Tak ada lagi yang bisa diperdebatkan oleh UFC karena mereka memang sadar bahwa mimpi menggelar UFC dengan kehadiran penonton masih jauh untuk direalisasikan saat ini. Pasalnya, untuk sekadar menggelar pertandingan saja, UFC butuh jalan berliku dan menghadapi banyak pertentangan sebelum berhasil menggelar laga di 9 Mei lalu.
Keberhasilan UFC menggelar laga UFC 249 pada 9 Mei lalu setidaknya bisa menjadi awal denyut nadi kehidupan olahraga tarung bebas tersebut.
Soal kembalinya keriuhan penonton di arena, hal tersebut sepenuhnya bergantung pada situasi dunia menghadapi pandemi corona. Namun setidaknya, meski tidak hadir di arena, penggemar olahraga mulai kembali bisa menyaksikan aksi-aksi petarung MMA, meski saat ini baru sekadar lewat layar kaca.
(ptr/har)