Jakarta, CNN Indonesia --
Tontowi Ahmad memutuskan pensiun dari dunia
badminton. Perjalanan karier Tontowi terbilang berliku hingga akhirnya ia bisa jadi salah satu dari sedikit pemain yang mampu jadi juara All England, juara dunia, dan juara Olimpiade dalam perjalanan kariernya.
Tontowi mulai mencuri perhatian saat berpasangan dengan Richi Puspita Dili dan jadi juara di beberapa turnamen. Masuk ke 2010, Tontowi sempat tidak memiliki pasangan di 2010 dan berduet dengan Greysia Polii yang merupakan pemain ganda putri.
Bakat Tontowi ternyata mencuri perhatian pelatih ganda campuran, Richard Mainaky sehingga Tontowi dijadikan salah satu kandidat duet Liliyana Natsir di tahun 2010. Pesaing Tontowi sebagai calon duet Liliyana saat itu adalah Devin Lahardi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah melihat penampilan di beberapa turnamen, Richard akhirnya memutuskan untuk menduetkan Liliyana dengan Tontowi. Duet Tontowi/Liliyana bahkan sudah dikirim ke Asian Games 2010 karena Richard memutuskan menggantikan Nova Widianto dengan Tontowi.
 Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir mulai berduet pada 2010. (CNN Indonesia/Safir Makkii) |
Saat berduet dengan Liliyana, Tontowi sudah berusia 23 tahun. Usia tersebut sudah tidak lagi muda namun Richard yakin Tontowi bisa jadi duet yang paling tepat untuk Liliyana sepeninggal Nova pensiun.
Duet Tontowi/Liliyana kemudian benar-benar melesat dan jadi andalan Indonesia di tengah krisis pemain bintang yang melanda di periode tersebut. Tontowi/Liliyana langsung jadi tumpuan PBSI untuk meraih gelar di musim turnamen BWF 2011.
Setelah meraih beberapa gelar super series di 2011, Tontowi/Liliyana meraih gelar bergengsi All England di 2012. Saat itu, Tontowi/Liliyana menaklukkan Thomas Laybourn/Kamilla Rytter Juhl di partai final.
Pada 2012, Tontowi/Liliyana mendapat pukulan telak karena gagal meraih medali di Olimpiade London 2012. Beban berat sebagai satu-satunya andalan meraih emas membuat Tontowi/Liliyana bermain penuh tekanan di semifinal dan akhirnya kalah.
Namun di tahun 2013, Tontowi/Liliyana mencatat prestasi spektakuler berupa keberhasilan menjuarai All England dan memenangkan gelar juara dunia. Di Kejuaraan Dunia 2013, Tontowi/Liliyana mengalahkan dua ganda campuran China, Zhang Nan/Zhao Yunlei dan Xu Chen/Ma Jin di dua babak terakhir.
 Tontowi/Liliyana meraih banyak gelar juara termasuk Indonesia Open yang sempat sulit mereka dapatkan. (CNN Indonesia/Andry Novelino) |
Dalam duel terakhir lawan Xu/Ma, Tontowi/Liliyana bahkan sempat tertinggal 18-20 di rubber game sebelum akhirnya jadi juara dengan skor 22-20.
Performa apik Tontowi/Liliyana masih terlihat di awal 2014 ketika mereka memenangkan sekaligus mencatat hattrick All England dan Singapore Open. Di akhir 2014, Tontowi/Liliyana juga sempat memenangkan French Open meski harus puas hanya meraih medali perak Asian Games 2014.
Penampilan Tontowi/Liliyana mulai menurun di 2015 ketika mereka kalah di final All England dan semifinal Kejuaraan Dunia 2015 dari Zhang Nan/Zhao Yunlei. Setelah momen itu, hubungan Tontowi dan Liliyana agak renggang hingga memasuki awal 2016.
Dengan perjalanan yang sulit, Tontowi/Liliyana mampu menjadi juara Olimpiade 2016 meski nama mereka tak jadi unggulan teratas dan difavoritkan untuk juara.
Emas Olimpiade ini jadi pencapaian terbesar bagi duet Tontowi/Liliyana. Meski Liliyana sempat merencanakan pensiun, duet ini akhirnya bertahan demi Asian Games 2018 yang berlangsung di Jakarta.
Dalam perjalanan menuju Asian Games 2018, Tontowi/Liliyana akhirnya merasakan duduk di posisi nomor satu dunia, sesuatu yang tidak mereka rasakan di tahun-tahun sebelumnya dan kembali jadi juara dunia pada 2017.
Tontowi/Liliyana pada akhirnya harus puas dengan pencapaian medali perunggu Asian Games. Tontowi/Liliyana akhirnya pisah jalan setelah Liliyana mengumumkan pensiun usai Indonesia Masters 2019.
Tontowi sempat berpasangan dengan Winny Oktavina Kandow di 2019 dan berduet dengan Apriyani Rahayu di awal 2020 Tontowi Ahmad akhirnya memutuskan pensiun pada
Tontowi Ahmad adalah salah satu dari sedikit pemain Indonesia dan pemain badminton secara keseluruhan yang mampu jadi juara dunia, juara All England, dan juara Olimpiade dalam perjalanan kariernya.
[Gambas:Video CNN] (ptr)
[Gambas:Video CNN]