Jakarta, CNN Indonesia --
Tyson Fury mengungkapkan salah satu kunci keberhasilan menjadi juara setelah beberapa tahun absen dari ring tinju adalah kemarahan kepada
Deontay Wilder yang menghina legenda tinju
Mike Tyson.
Setelah memenangi perebutan gelar juara tinju kelas berat versi IBF, WBO, dan IBO melawan Wladimir Klitchsko pada 2015, Fury sempat terjerembab dalam depresi dan penyalahgunaan zat.
Dalam keinginan bangkit, Fury menemukan sebuah video di Instagram milik Wilder yang optimistis menyebut dapat membuat Tyson KO dalam satu ronde.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya pikir itu tidak sopan karena Mike Tyson berusia 50 tahun, Deontay Wilder adalah juara muda di eranya. Dan itulah alasan saya kembali dan membuatnya KO."
"Dan dia juga mengatakan beberapa hal mengenai saya, 'dia gemuk, dia tidak akan kembali,' dia terlalu jauh," ujar Fury.
Petinju berjuluk 'Gipsy King' itu kembali bertinju pada 2018 atau hampir tiga tahun setelah menang atas Klitchsko dengan mengalahkan Sefer Seferi.
Fury bahkan bertemu dengan Deontay Wilder dalam perebutan gelar WBC. Setelah seri pada pertarungan yang berlangsung pada Desember 2018, Fury kemudian menganvaskan Wilder dalam gelar tinju yang berlangsung Februari 2020.
"Jadi saya berutang kepada Deontay Wilder yang telah kembali membawa saya dan memberi inspirasi bagi saya untuk kembali, dan saya tidak akan berhenti. Sejak hari itu hingga sekarang sya tidak pernah berhenti berlatih. Saya selalu berlatih setiap hari sejak 1 November 2017," kata Fury dikutip dari
Essentially Sports.
Fury bakal menghadapi pertarungan-pertarungan penting pada masa yang akan datang, termasuk episode ketiga menghadapi Wilder dan pertemuan dengan juara tinju kelas berat lain asal Inggris, Anthony Joshua.
[Gambas:Video CNN]
(nva/bac)