WAWANCARA EKSKLUSIF

Lalu Zohri: Fasilitas Minim di Lombok dan Memori Bob Hasan

CNN Indonesia
Selasa, 21 Jul 2020 19:55 WIB
Lalu Zohri menceritakan latihan penuh kendala di Lombok dan kenangan yang tak terlupakan bersama mantan Ketua Umum PB PASI, Bob Hasan.
Lalu Zohri mengenang Bob Hasan. (Jewel SAMAD / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sprinter Lalu Muhammad Zohri saat ini menjadi satu-satunya wakil Indonesia dari cabang atletik yang telah memastikan lolos ke Olimpiade Tokyo 2020.

Lalu Zohri ke Olimpiade 2020 setelah meraih catatan waktu 10,03 detik di Seiko Golden Grand Prix 2019, Osaka, Minggu (19/5). Hasil itu sekaligus mempertajam catatan waktu yang diraih Lalu Zohri di Kejuaraan Atletik Asia di Doha, Qatar yakni 10,13 detik serta membuatnya memecahkan rekor nasional dan Asia Tenggara untuk nomor sprint 100 meter.

Dalam persiapan menuju Olimpiade 2020, Lalu Zohri terpaksa latihan sendiri di kampung halamannya di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) lantaran Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) memilih memulangkan seluruh atlet pelatnas selama pandemi covid-19 dengan alasan keamanan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terlebih, PB PASI juga baru saja kehilangan Bob Hasan, sosok Ketua Umum yang wafat pada 31 Maret lalu. Bob Hasan juga dikenal sebagai Bapak Atletik Indonesia dan sudah memimpin PB PASI sejak 1976 atau 44 tahun lalu.

Lantas, seperti apa suka duka persiapan Lalu Zohri jelang Olimpiade 2020? Bagaimana kesedihannya ditinggal Bob Hasan yang telah membawanya ke jalur juara?

Berikut wawancara khusus CNNIndonesia.com bersama Lalu Muhammad Zohri:

Bagaimana proses latihan Anda selama di Lombok?

Latihan di sini enggak maksimal. Latihannya di pasir pantai saja, karena di kampung tidak ada lintasan. Soalnya kan butuh juga latihan di lintasan, tapi saya belum berani karena harus ke kota di Mataram.

Ibu [Eni Nuraeni, pelatih sprint PB PASI] kan kirim program latihan. Jadi ya itu saja yang diikutin. Biasanya memang lebih banyak latihan di pantai. Intensitas latihannya masih 70 persen. Pesan Ibu yang penting tetap jaga kondisi, tetap latihan.

Semangat latihan di sini juga kurang, sama auranya enggak ada gitu karena enggak ada teman buat latihan, enggak ada yang narik buat larinya.

Banner Live Streaming MotoGP 2020

Di pantai latihannya seperti apa?

Biasanya program speed sama kolam. Speed sama seperti kalau di Jakarta, lari 120 meter tapi ini larinya di pasir pantai. Tapi kan di pasir itu tanahnya tidak rata, jadi malah takutnya cedera juga. Kalau kolam ya di laut, disuruh berenang lari di air juga.

Sebenarnya lebih enak di Jakarta, latihan di trek. Jadi bisa lebih maksimal lagi latihannya, enggak kayak sekarang.

Di Lombok ada asisten pelatih sprint, Fadlan, tidak berlatih bersama?

Kalau program sama Fadlan kadang-kadang saja. Tapi saya itu takut. Di daerah saya masih ada yang kena virus corona. Bukan di kampung saya ya.

Kalau saya mau latihan sama Fadlan itu harus ke Kota Mataram. Jarak kampung saya di Lombok Utara ke Mataram paling 30 menit. Tapi kan belum aman juga di sana. Lebih baik mencegah dari pada mengobati.

Tapi di Mataram itu ada trek. Saya pernah ke sana, ya seminggu 3-4 kali latihan di Mataram. Saya berangkat jam 7.00 dari rumah, paling mulai latihan sekitar jam 8.00 sampai selesai jam 11.00. Kalau pagi ke Mataram, sore saya berenang di pantai.

Pelari Putra Lalu Muhammad Zohri saat mengikuti pemusatan latihan nasional (Pelatnas) Atletik di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa, 3 September 2019. PB PASI terus memberikan latihan kepada atlet-atlet atletik sebagai persiapan ajang SEA Games 2019 di Filipina.Lalu Zohri harus menjalani latihan di Lombok karena pandemi virus corona. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Akhir Maret lalu Bob Hasan meninggal dunia, bagaimana perasaan Anda?

Pertama sedih banget. Kaget juga tiba-tiba dengar berita begitu, Bob Hasan meninggal. Tapi mau bagaimana lagi, ajal sudah diatur. Buat saya yang penting sabar dan tetap latihan.

Buat saya, Pak Bob itu luar biasa baiknya. Dia itu orang yang baiknya nomor satu di PB PASI.

Selalu saya ingat, bagaimana dia bilang ke sana supaya cari cara bisa lari dengan catatan waktu 9 detik. Dia bilang begini, "Kamu kan usianya masih muda, bagaimana caranya kamu bisa selangkah lagi (lari dengan catatan waktu 9 detik). Tetap semangat, minum vitamin, InsyaAllah bisa dapat 9 detik. Latihan, makan makanan yang sehat."

Pak Bob juga sering ingatkan saya untuk buka usaha. Katanya, uang yang saya dapat ditabung dulu, kalau sudah banyak buat usaha. Dia baik banget ya orangnya, dulu pas kemarin ke Jepang, waktu saya lolos limit Olimpiade 2020 di Seiko Golden Grand Prix 2019, ada anaknya Pak Bob bilang mau kasih oleh-oleh dari Bapak, semua dibelikan sepatu.

Rumah saya di Lombok juga dibantu di renovasi sama Pak Bob. Sekarang jadi berubah, jadi lebih bagus ya.

Lari Estafet 4x100 m Putra Indonesia berhasil menyumbang medali perak saat mengikuti Final Asian Games 2018 di Stadion Utama Gelora bung Karno (SUGBK), Jakarta. Kamis, 30 Agustus 2018.  Fadlin, Lalu Muhammad Zohri, Eko Rimbawan dan Bayu Kertanegara akhirnya Melaju Juara kedua dengan torehan waktu 38.77 detik. CNN Indonesia/Andry NovelinoLalu Zohri ketika tampil di Asian Games 2018. (CNN Indonesia/Andry Novelino

Kabarnya, Anda dan atlet pelatnas lain bakal segera latihan di Jakarta?

Paling pemanggilannya [atlet ke Jakarta] pas virus corona hilang dari muka bumi. Tapi saya siap saja sih kalau ke Jakarta, mau bagaimana lagi? Masih ada corona, ya sudah enggak takut.

Senang ya kalau ke Jakarta lagi, jadi bisa tetap latihan. Kalau ke Jakarta itu yang bikin kangen latihan yang benar di track, kumpul-kumpul sama teman. Apalagi mau Olimpiade biar persiapannya lebih matang.

Saya juga sudah di telepon Pak Mustara (Manajer Pelatnas Atletik, Mustara Musa) tanya kabar. Terus bilang katanya sudah dapat bantuan dari Kemenpora, terus saya disuruh siap-siap saja panggilan ke Jakarta. Kapannya, tunggu saja.

Ada isu kalau Olimpiade 2020 di 2021 bakal batal lagi karena Virus Corona?

Buat saya yang penting saya tetap sehat, tetap latihan. Olimpiade jadi atau enggak di 2021 itu kan urusan IAAF (International Association of Athletics Federations). Buat saya yang penting bagaimana caranya persiapan saya matang.

Ya bisa ke Olimpiade ini semangat saya bertambah. Apalagi di Olimpiade itu yang ikut banyak pelatih top dunia. Saya tidak takut, malah jadi semangat.

Sekarang catatan waktu saya 10,03 detik, target saya di Olimpiade maunya bisa 9 detik. Kalau bisa dapat 9 detik, dikasih jadi kado buat Pak Bob di surga, InsyaAllah.

Apa target Anda di Olimpiade 2020?

Bagaimana caranya saya mempertahankan prestasi dan meningkatkan prestasi. Pertama, sebelum Olimpiade catatan saya 10,03 detik, di Olimpiade saya tidak mau catatan waktu saya lebih jelek dari 10,03 detik. Jadi harus ada peningkatan, harus dapat 9 detik.

Tapi kan sudah lama tidak ikut lomba, terakhir di Jepang itu. Itu dia, makanya latihan di sini (Lombok) kepikiran. Maunya cepat-cepat ke Jakarta. Saya takut kelamaan di sini fisik menurun jauh. Walaupun saya merasa aman-aman saja.

Secara psikologis, kalau saya orangnya santuy. Ya, mau bagaimana lagi mau lomba juga tidak ada, mau tanding sama siapa di sini?

(ttf/nva/jun)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER