Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) meminta kepada PSSI untuk transparan kepada publik jika ada pemain Timnas Indonesia yang positif terpapar virus corona (Covid-19).
Sesmenpora, Gatot S Dewa Broto sejatinya menghormati keputusan PSSI untuk menunda pemusatan latihan (TC) sampai memastikan kondisi kesehatan para pemain.
"PSSI mungkin harus belajar dari tataran pemerintah. Presiden saja mengumumkan waktu itu Pak Pratikno mengatakan tanggal 13 Maret, Menteri Perhubungan positif [Covid-19]. Baru saja Gubernur Kepri [Kepulauan Riau] terkena juga tidak ada yang ditutup-tutupi."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di kami [Kemenpora] tempo hari, ada yang kena juga kami sama kami sampaikan. Belajar dari lingkungan itu, bahwa jika ada yang terpapar Covid-19 itu bukan aib," kata Gatot melalui sambungan telepon, Senin (3/7).
Gatot tidak ingin nanti ada prasangka satu sama lain terkait orang yang terpapar virus corona. Namun, Gatot menyebut adalah hak PSSI untuk tidak memberikan laporan ke Kemenpora terkait pemain Timnas Indonesia yang terkena Covid-19.
![]() |
Meski demikian, Kemenpora mengapresiasi sikap PSSI yang memilih untuk menunda pemusatan latihan (TC) Timnas Indonesia jika alasannya karena ada pemain yang terpapar covid-19. Hal itu menandakan bahwa PSSI tidak abai dalam menjalankan protokol covid-19.
Menurut Gatot, tidak ada gunanya Timnas Indonesia latihan kalau kondisi fisiknya terganggu. Atau memilih menunda latihan seandainya ada satu atau dua pemain yang terkena virus corona.
Sebelumnya, PSSI menjadwalkan TC Timnas Indonesia dimulai pada Sabtu (25/7). Kemudian ditunda dengan alasan permintaan dari pelatih Shin Tae Yong sambil menunggu hasil tes swab sampai Sabtu (1/8).
Namun sampai pada (1/8) latihan juga belum digelar. Kali ini PSSI tidak memberikan alasan kembali tertundanya TC Timnas Indonesia U-19 dalam persiapan menuju Piala Dunia U-20 2021 mendatang.
"Latihan tertunda itu urusan mereka. Kalau ada alasan kenapa tertunda, pasti ada anggaran yang berkurang per harinya. Dan itu harus dilaporkan. Kalau enggak, nanti jadi temuan. Poinnya kalau sudah swab segera dimulai pelatnas karena MOU [Memorandum of Understanding] kan sudah. Kalau mundur-mundur kasihan Kemenpora dan PSSI, kan auditor melihat juga nanti. Kalau seandainya mundur jangan terlalu lama," tutur Gatot.
Di sisi lain, Gatot menyadari jika sepak bola merupakan cabang olahraga (cabor) yang memiliki tingkat body contact tinggi. Penundaan TC sekaligus menandakan sepak bola sebagai cabor yang konsisten melakukan tes swab dan PCR sebagai persyaratan utama sebelum memulai pelatnas.
Lihat juga:Mario Gomez Mundur dari Arema FC |
"Seandainya ada yang terindikasi [positif covid-19], meskipun harapannya tidak, mohon untuk segera diisolasi, jangan dicampurkan jadi satu. Kalau ada yang terindikasi ya tidak apa-apa. Wong mereka yang terkena [covid-19] bukan orang yang nista, tapi orang yang perlu kita kasihani. Sehingga disampaikan saja."
"Kita kan tidak tahu ini yang kena sesungguhnya siapa, ternyata karena tidak ada keterbukaan dan cabor dengan kontak badan tinggi bisa jadi klaster baru kan enggak lucu. Ini adalah wabah, jangan jadi aib, tapi harus kita kasihani bersama," jelas Gatot.
(ttf/bac)