Mantan Pelatih Timnas Indonesia, Rahmad Darmawan, memiliki kedekatan dengan sosok pelatih Satia Bagdja Ijatna yang meninggal dunia, Senin (3/8) malam.
Pelatih yang akrab disapa RD itu memang kerap bekerja sama dengan Satia di beberapa kesebelasan yang pernah ditangani, baik di dalam maupun luar negeri, termasuk di skuad Merah Putih. Hubungan erat tersebut membuat RD merasa sangat kehilangan.
"Buat saya Pak Satia pertama sebagai guru, kakak, kawan, rekan kerja dan keluarga. Hubungan keluarga kami sangat dekat. Bahkan beliau hadir di pernikahan anak saya. pak Satia itu panitianya," kata Rahmad Darmawan yang akrab disapa RD melalui sambungan telepon, Selasa (4/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
RD mengaku mulai mengenal Satia sebagai asisten dosen di Universitas Negeri Jakarta yang kala itu masih bernama IKIP Jakarta. Bahkan, Satia Bagdja merupakan pelatih RD ketika bergabung dengan klub sepak bola kampus.
Bagi pelatih asal Lampung itu, Satia adalah orang yang enak diajak diskusi, baik ketika masih menjadi murid sampai sebagai rekan kerja serta mau menerima masukan, meskipun secara keilmuan melatih fisik pemain Satia lebih bagus dibanding RD.
"Kadang kami selalu diskusi menentukan program dan dia bisa menerima. Mencoba mengakomodir apa yang kota mau untuk sebuah program," ujarnya.
RD dan Satia pernah bersama-sama menangani klub-klub top Indonesia dan Team Terengganu Malaysia. Keduanya juga berkolaborasi saat menangani Timnas Indonesia saat tampil di SEA Games 2011 dan 2013.
"Biasanya pelatih punya staf kepercayaan yang sudah sangat paham apa yang diinginkan. Pak Satia mulai sama saya di Persikota, Sriwijaya FC, lalu lama bareng ke Persija, Arema FC dan Persebaya."
"Ketika saya dapat tawaran kerja di Malaysia dan diminta bawa staf kepelatihan, Pak Satia yang saya minta gabung. Faktor lama kerja bareng dan sudah tahu apa yang saya inginkan. Kalau saya absen latihan karena alasan tertentu, saya serahkan ke coach Satia," jelas RD.
RD mengatakan tidak pernah mengetahui riwayat penyakit yang diderita Satia. Ia hanya tahu, sang rekan memiliki frekuensi ke kamar mandi yang tinggi sehabis makan.
"Tapi saya tidak tahu soal penyakit lainnya. Saya ingat waktu di Arema kan kami mau ditaruh di Mess, Pak Satia minta kamar yang ada kamar mandi di dalamnya," ucapnya.
RD terakhir kali berkomunikasi secara langsung dengan Satia melalui telepon sekitar lima hari lalu. Saat itu, Satia mengabarkan bahwa ada salah satu rekan RD yang diketahui telah terpapar Covid-19.
"Sebelum masuk Rumah Sakit, paginya telepon saya. Sorenya di grup [Whatsapp] Pak Satia dikabarkan dibawa ke Rumah Sakit. Saya cari tahu, tapi sudah tidak ada respons. Saya telepon istrinya, itu sudah hari ketiga di RS. Itu hari Minggu, minta didoakan. Kemarin telepon lagi bilangnya sudah kritis."
"Saya mau ke sana [melayat] tidak boleh karena prosedur covid-19 berlaku. Jadi saya cuma kirim karangan bunga. Kebetulan saya juga sedang tidak enak badan sudah dua minggu. Saya sudah ke dokter dan periksa darah," sebut RD.
(nva/ttf/jun)