Herry Iman Pierngadi gagal jadi pemain yang layak masuk dalam sejarah badminton Indonesia. Namun akhirnya ia masuk dalam sejarah lewat statusnya sebagai pelatih.
Ketika Herry IP gagal jadi pemain, ia tak lantas benar-benar meninggalkan badminton. Sempat tergoda untuk mencoba hidup di luar badminton, Herry IP justru akhirnya menerima tawaran dari Lius Pongoh untuk melatih Tangkas.
Dari sana, perjalanan berkilau Herry IP sebagai pelatih Indonesia dimulai. Herry IP menunjukkan kejeniusannya sebagai salah satu pelatih terbaik di sepanjang sejarah badminton Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lewat tangan Herry IP, pemain-pemain muda Indonesia yang jadi generasi emas di era 90-an macam Candra Wijaya, Sigit Budiarto, Halim Haryanto hingga Tony Gunawan menjelma jadi pemain papan atas ganda dunia.
![]() |
Pemain-pemain itulah yang kemudian jadi barisan legenda ganda putra Indonesia. Herry IP sanggup menciptakan monster-monster ganda putra yang haus kemenangan dan menakutkan bagi lawan, bahkan sukses tetap berprestasi tinggi dengan berbagai variasi pasangan.
Pencapaian besar dalam karier Herry IP tentu adalah ketika ia sukses mengantar Candra/Tony merebut medali emas bagi Indonesia di Olimpiade Sydney 2000 selain sederet gelar bergengsi di berbagai turnamen besar IBF. Catatan medali emas itu membuat Indonesia meneruskan tradisi emas yang sudah terjaga dari Olimpiade 1992.
Herry IP juga berhasil menjawab tantangan yang dilontarkan Christian Hadinata ketika memberikan tongkat estafet nomor ganda putra pada Herry IP.
Lewat racikan tangan Herry IP, lahir banyak ganda hebat Indonesia termasuk duet Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan yang merupakan duet 'dadakan' di tengah keringnya prestasi ganda putra Indonesia. Ahsan/Hendra kemudian sukses membuktikan bahwa ramuan Herry IP terbilang manjur lewat catatan dua gelar juara dunia dan sederet prestasi lain.
![]() |
Status Herry IP sebagai peracik monster ganda putra terus bertahan lewat kemunculan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto di generasi terkini ganda putra Indonesia.
Kemunculan Kevin/Marcus dan Fajar/Rian sekaligus kebangkitan Ahsan/Hendra tentu tak lepas dari kehebatan Herry IP dan tim pelatih ganda putra untuk menciptakan atmosfer kompetitif sejak hari-hari latihan.
Dua dekade berselang dari sukses di Olimpiade 2000, nama Herry IP masih jadi sosok bertangan dingin di belakang barisan ganda putra Indonesia. Lantaran Olimpiade 2020 diundur, pertarungan Herry IP dan pasukan ganda putra Indonesia ditunda hingga tahun depan.
Di tahun ini, Herry IP sukses menyiapkan pasukan ganda putra ke posisi terbaik. Indonesia memiliki Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan yang bakal diandalkan untuk menuju Olimpiade mendatang.
Sebagai negara dengan tradisi kuat di nomor ganda putra, kegagalan meraih emas ganda putra di dua Olimpiade tentu mencoreng wajah Indonesia. Hal ini yang bakal coba ditebus Herry IP dan pasukan ganda putra di Tokyo tahun depan.
"Semoga bisa memberi medali emas Olimpiade untuk Indonesia melalui Kevin/Marcus atau Ahsan/Hendra," tutur Herry IP tentang harapannya di usia ke-58 kepada CNNIndonesia.com.
Selamat ulang tahun, Herry IP!