Keinginan Lionel Messi pindah dari Barcelona makin menegaskan bahwa kisah pesepakbola yang setia dengan satu klub akan makin sulit ditemui di era saat ini.
Terlepas dari klub favorit yang didukung, pemain-pemain yang setia biasanya mendapatkan tempat tinggi dan rasa hormat dari mayoritas pendukung sepak bola.
Sosok seperti Paolo Maldini, Francesco Totti, Ryan Giggs, hingga Jamie Carragher adalah pemain-pemain yang mendapat hormat dari suporter di luar klub yang mereka bela.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun lambat laun, kisah bintang yang setia membela satu klub makin sulit ditemui.
Lihat juga:Rooney Sarankan Messi ke Liga Inggris |
Lionel Messi, salah satu pemain yang awalnya jadi calon kuat one man club, memutuskan untuk pindah dan mencari petualangan baru.
Messi padahal sangat layak untuk mengisi daftar one man club. Ia tumbuh dan besar di Barcelona, memenangkan banyak gelar, dan memegang sejumlah rekor.
Messi pun sudah setia hingga usianya 33 tahun, alias sudah memasuki ujung kariernya sebagai pesepakbola. Ketika Messi sudah nyaris mendekati garis finis, Messi memutuskan untuk pindah haluan.
![]() |
Dalam perjuangan untuk bertahan di satu klub sepanjang karier, tentu semua legenda pernah menghadapi masalah pasang surut di klub yang mereka bela.
Milan era Maldini tak selalu jaya, Francesco Totti kering prestasi bersama AS Roma, Liverpool era Carragher bahkan tak pernah menang Liga Inggris. Namun mereka akhirnya bisa menyudahi karier dengan tetap setia bersama klub-klub.
Messi juga mengalami hal tersebut. Masa-masa indah Messi dengan Barcelona sudah berakhir.
Kering prestasi Barcelona, yang sejatinya baru berlangsung di tahun terakhir, ditambah hubungan buruk dengan manajemen Barcelona membuat Messi mengambil langkah tegas, ingin pergi dari Blaugrana.
Padahal melihat karier Messi dalam bingkai besar dan keseluruhan, Messi adalah produk dan pemain terbaik Barcelona sepanjang masa.
![]() |
Hampa gelar di Liga Champions selama lima tahun sejatinya tidak masalah, karena secara keseluruhan Messi sudah menyumbang empat gelar.
Kering gelar dalam setahun tentu bukan persoalan, karena keseluruhan Messi sudah memenangkan 34 gelar.
Secara total, Messi masuk jajaran pemain sukses di level klub dengan torehan puluhan gelar.
Namun ketika Messi merasa suasana hangat tak lagi dirasakan di Blaugrana, hal itu kemudian menjadi titik balik dalam pikiran Messi.
Perasaan-perasaan Messi yang terpendam akhirnya menemui jalan keluarnya dengan masalah ini.
Rasa penasaran Messi menjajal kompetisi lain bisa tersalurkan. Rasa penasaran Messi menjawab tantangan dalam sistem permainan di luar Camp Nou bisa terjawab.
Cinta yang begitu besar terhadap Barcelona adalah hal yang menghalangi Messi untuk menjawab tantangan-tantangan untuk bermain di luar Barcelona.
Ketika hal itu memudar, Messi merasa sudah saatnya bagi ia untuk keluar mencari tantangan baru dan memberikan jawaban-jawaban atas sejumlah pertanyaan yang masih meragukan kemampuan Messi di sisa kariernya.
![]() |
Memiliki Messi adalah keistimewaan bagi Barcelona. Messi adalah salah satu jalan pintas bagi Barcelona untuk meraih kemenangan ketika situasi terlihat sulit bagi mereka.
Namun seiring tahun berlalu, Messi makin tua. Kaki-kaki Messi masih jadi yang terhebat, baik torehan gol maupun assist, namun secara skema permainan Barcelona yang berpusat pada Messi makin mudah ditebak.
Dari segi gaji, Messi adalah pemain termahal di dunia. Gaji Messi bisa digunakan untuk membayar gaji untuk 3-4 pemain bintang macam Paul Pogba.
Lihat juga:Messi: Saya Sudah Putuskan, Siklus Berakhir |
Dalam beberapa tahun terakhir, Barcelona mendatangkan pemain bintang seperti Philippe Coutinho, Ousmane Dembele, dan Antoine Griezmann.
Namun tiga pemain itu dianggap belum cocok dengan skema Barcelona era Messi.
![]() |
Dengan segala pertimbangan tersebut, sikap Barcelona yang mungkin rela melepas Messi dengan kompensasi tinggi mulai bisa dimengerti.
Kepergian Messi bisa jadi pintu bagi Barcelona untuk menerapkan sistem dan skema baru di lapangan. Ketiadaan Messi juga membuat ruang untuk pembayaran gaji pemain menjadi lebih besar dibandingkan sebelumnya.
Dalam era sepak bola modern, perhitungan bakal menjadi makin cermat. Dari ukuran normal, usia yang sudah menginjak pertengahan 30-an tentu bakal membuat pemain menjadi lebih lambat.
Gaji besar yang ada di banderol Messi tentu tidak serelevan untuk ukuran 3-4 tahun lalu ketika kemampuan Messi masih jauh lebih baik.
Tantangan kesetiaan bagi pemain sejatinya ada di saat usia mereka masih di kisaran 25-an. Di saat itu tawaran bakal berdatangan dan keputusan pemain untuk bertahan bakal didasarkan oleh besarnya rasa cinta dan loyalitas.
Sementara tantangan kesetiaan bagi klub ada di saat pemain memasuki usia di pertengahan 30-an. Pada situasi ini, pemain bakal berada dalam posisi lemah dibandingkan klub lantaran faktor usia yang terus bertambah. Karena itu pengurangan gaji, kontrak jangka pendek sering jadi langkah yang diambil klub untuk negosiasi ulang dengan pemain-pemain senior.
Pada fase pemain senior, butuh kesepahaman antara klub dan pemain. Klub harus menghargai pencapaian yang telah dilakukan oleh sang pemain sedangkan pemain juga harus mulai sadar kemampuannya tak sehebat sebelumnya.
Messi mungkin masuk kategori istimewa karena Barcelona dikabarkan bakal berupaya mempertahankannya, meski entah apa yang sejatinya ada di pikiran para pengambil keputusan di Blaugrana terkait langkah Messi saat ini.
Namun satu hal yang pasti, pemain bintang yang setia dengan satu klub hingga akhir karier bakal makin susah ditemui saat ini.
(bac)