TESTIMONI

Iie Sumirat, Bukti Indonesia Lebih Hebat dari China

Iie Sumirat | CNN Indonesia
Rabu, 16 Sep 2020 19:00 WIB
Legenda Iie Sumirat mengungkapkan cerita ketika mengalahkan pemain China seperti Tang Xianhu dan Hou Jia Chang yang sebelumnya sangat ditakuti.
Iie Sumirat. (CNN Indonesia/Huyogo Simbolon)

Satu momen lain yang juga melekat dalam ingatan saya adalah Piala Thomas 1979. Saat itu saya tidak diturunkan di semifinal tanpa penjelasan dari PBSI.

Saya lalu protes terhadap keputusan tersebut dan akhirnya pulang ke Bandung. Akhirnya PBSI memanggil saya lagi untuk persiapan tampil di final. Saya dites melawan Lius Pongoh dan akhirnya bisa menang dalam penentuan tim Piala Thomas.

Terpilih sebagai pemain inti di final, saya pikir hanya akan jadi tunggal ketiga karena ada Liem Swie King dan Rudy Hartono. Ternyata saya dipilih jadi tunggal pertama karena zaman dulu masih bebas dalam penentuan pemain tidak berdasarkan peringkat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saya bisa merebut tiga poin untuk Indonesia, dua dari nomor tunggal dan satu lagi dari nomor ganda ketika saya berpasangan dengan Tjun Tjun lantaran Johan Wahjudi jatuh sakit di hari kedua.

Sebagai pemain saya sangat puas dengan pencapaian saya. Saya juga sempat dapat perunggu Kejuaraan Dunia yang masih berlangsung tiga tahun sekali.

Legenda badminton Indonesia Iie Sumirat.Legenda badminton Indonesia Iie Sumirat meraih sukses di Piala Thomas. (CNN Indonesia/Huyogo Simbolon)

Dulu turnamen masih jarang, mungkin tiga bulan sekali. Kalau sekarang, dalam satu bulan bisa ada tiga turnamen. Masuk pelatnas pun terbilang sangat sulit. Sudah jadi juara nasional, masih harus diseleksi lagi.

Di zaman saya ada Rudy Hartono dan Liem Swie King yang merupakan pemain hebat. Kami bersaing dengan murni. Semua punya keistimewaan dan tidak ada merasa dibeda-bedakan.

Saya dikenal karena punya kelebihan dalam pukulan kedut atau flick. Penonton menyukai hal itu dan saya merasa harus terus mengasahnya karena bisa jadi modal bagi saya dalam bertanding.

Sebelum pensiun saya sempat menyampaikan pada PBSI bahwa Rudy Hartono sudah punya hadiah rumah di Jakarta, King juga sudah punya rumah di Jakarta.

Banner Live Streaming MotoGP 2020

Lalu PBSI berjanji menyediakan dan menyiapkan rumah bagi saya. Sampai saat ini, kalau diingat-ingat hanya janji-janji saja. Bagi saya itu sekadar pengalaman saja.

Membina Taufik Hidayat dan Bakat Muda Lain

Selepas pensiun sebagai pemain, saya menekuni karier sebagai pelatih. Taufik Hidayat jadi salah satu pemain yang sudah saya urus dari kecil. Dia 1991 sudah ikut saya di bandung.

Bila banyak yang menyebut permainan Taufik mirip saya, mungkin sedikit-sedikit sih ada karena dia dilatih saya sejak kecil. Namun tentu pukulan dan stroke Taufik lebih bagus karena zamannya juga sudah jauh berbeda.

Saat Taufik jadi juara Olimpiade, tentu ikut bangga ada anak dari Jawa Barat bisa jadi juara, jadi penerus.

Selain Taufik, ada pemain lain yang juga sempat saya bina seperti Halim Haryanto, juara dunia yang kini sekarang ada di Amerika Serikat. Anthony Ginting juga sempat saya pegang sekitar dua tahun ikut dengan saya.

Sampai saat ini saya masih rutin datang ke lapangan untuk melatih anak-anak. Karena di sini ada lapangan, saya merasa bertanggung jawab untuk terus melatih selama masih dipanjangkan umur.

(ptr)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER