Justin Gaethje baru debut di UFC pada 2017 dan namanya jadi populer lantaran gaya tarungnya dianggap menghibur. Duel Khabib Nurmagomedov bakal jadi ujian kualitasnya.
Dalam 22 kemenangan yang diraih oleh Gaethje di kariernya sebagai petarung Mixed Martial Arts, ia membukukan 19 di antaranya lewat KO/TKO.
Sebelum tampil di UFC, Gaethje sudah dikenal sebagai petarung yang menghibur. Pukulan keras plus tendangan jadi senjata miliknya. Ia selalu gemar melakukan standing fight meski punya bekal ilmu gulat untuk bertarung dalam ground fight.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi Gaethje, rekor tak terkalahkan bukan yang terpenting melainkan penampilan yang menghibur. Meski demikian, Gaethje sendiri berstatus tidak terkalahkan saat mengeluarkan pernyataan tersebut.
![]() |
"Saya tahu fakta bahwa tampil menghibur lebih penting dibandingkan menang. Ada petarung [yang menang lewat keputusan membosankan], mereka tidak bisa mendapatkan banyak uang. Saya tahu sejumlah orang di Colorado yang tak terkalahkan, menjalani 14 atau 15 laga, tetapi hanya mendapatkan US$2.000 untuk bertarung karena mereka membosankan."
"Ketika seorang petarung hanya ingin menang, dia akan terlalu berpikir sepanjang waktu. Sementara saya ingin semua mengingat saya, untuk meningkatkan reputasi saya. UFC ada di sana dan mereka membayar banyak uang. Saya harus membangun reputasi untuk bisa mendapat bayaran sesuai yang diinginkan," tutur Gaethje di 2015, dikutip dari MMA Fighting.
Ketika Gaethje akhirnya mendapatkan kontrak dari UFC, Gaethje terus membuktikan ucapannya bahwa fokus utamanya adalah tampil menghibur, bukan mempertahankan status tak terkalahkan dengan bermain aman.
Pada akhirnya setelah menang atas Michael Johnson, Gaethje menelan dua kekalahan beruntun dari Eddie Alvarez dan Dustin Poirier.
Dalam duel lawan Alvarez, Gaethje terus bertukar pukulan meski sudah sempoyongan. Ia tak mundur sampai akhirnya ia terjungkal karena tendangan lutut Alvarez.
Sedangkan di duel Gaethje lawan Poirier, duel tersebut berdarah dan diwarnai aksi colok mata kedua petarung.
Saat saling menyerang, pukulan kiri Poirier membuat Gaethje terhuyung sehingga ia harus terkena rentetan pukulan berikutnya dan kalah TKO.
Meski sempat melalui periode buruk, keputusan Gaethje untuk coba terus tampil menghibur dengan risiko besar membuahkan hasil bagus.
Gaethje mampu merebut tiga kemenangan beruntun lewat KO/TKO di ronde pertama atas James Vick, Edson Barboza, dan Donald Cerrone.
Kehebatan Gaethje kemudian makin mencolok saat ia menghajar habis-habisan Tony Ferguson yang sebelumnya menang dalam 12 laga beruntun.
![]() |
Ferguson benar-benar jadi bulan-bulanan Gaethje sampai akhirnya Gaethje menang TKO di ronde kelima. Laga itu jadi tiket langsung menuju duel lawan Khabib.
Kemenangan atas Ferguson itu pula yang membuat Gaethje diyakini bakal jadi musuh terberat yang pernah dihadapi oleh Khabib di arena MMA.
Gaethje menegaskan bahwa ia tak akan pernah takut dalam duel lawan Khabib. Ia akan terus berusaha maju menekan dan menjadi orang pertama yang memberikan kekalahan pada Khabib.
(ptr/har)