Pelatih Barcelona Ronald Koeman ditengarai panik saat anak asuhnya takluk 1-3 dari Real Madrid dalam laga El Clasico di Camp Nou, Sabtu (24/10).
Momen itu terlihat waktu normal tinggal tersisa delapan menit. Barcelona saat itu dalam kondisi tertinggal 1-2.
Los Merengues kembali unggul berkat gol penalti Sergio Ramos pada menit ke-63. Di babak pertama, skor imbang 1-1 setelah gol Federico Valverde disamakan Ansu Fati.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam keadaan tertinggal 1-2, Koeman menarik keluar tiga pemain sekaligus yakni Ansu Fati, Sergio Busquets, dan Pedri. Ketiga pemain ini digantikan Antoine Griezmann, Trincao, dan Ousmane Dembele.
Tiga pemain yang dimasukkan ini semuanya berposisi asli sebagai pemain depan.
Pergantian pemain ini rupanya tidak kunjung membuat Barcelona mencetak gol. Lima menit berselang, Koeman kembali memasukkan pemain depan yaitu Martin Braithwaite menggantikan bek sayap kiri Jordi Alba.
Keputusan ini membuat Barcelona hilang keseimbangan saat bertahan. Sebelum menarik keluar Alba, Koeman sudah lebih dulu menarik keluar Busquets yang punya naluri bertahan.
Kepanikan Koeman ini membuat keseimbangan permainan Barcelona hancur. Kondisi ini dimanfaatkan Madrid yang justru bisa mencetak gol tambahan melalui pemain pengganti Luka Modric pada menit ke-90.
Modric bisa memanfaatkan lubang di pertahanan Barcelona yang lebih banyak diperkuat pemain dengan naluri ofensif di sisa laga.
Selain terlihat panik, Koeman juga terbilang terlambat melakukan pergantian pemain. Pelatih asal Belanda itu baru melakukan pergantian pemain jelang akhir babak kedua saat anak asuhnya sudah tertinggal 1-2 sejak gol yang dicetak Ramos pada menit ke-63.
Seusai laga, Koeman mengungkapkan kekesalannya. Mantan pelatih timnas Belanda itu menilai Blaugrana dirugikan oleh keputusan wasit soal Video Assistant Referee (VAR) yang berujung gol Ramos.
"Saya tidak paham dengan keputusan wasit, VAR hanya muncul untuk melawan Barcelona," keluh Koeman kepada Barca TV seperti dilansir Sport.
(jal)