ANALISIS

Arsenal di Bawah Arteta: Riwayatmu Kini

CNN Indonesia
Senin, 30 Nov 2020 19:03 WIB
Arsenal kian terpuruk bersama Mikel Arteta setelah di beberapa musim sejak kedatangannya sukses memberi dua gelar juara.
Arsenal sudah lima pertandingan terakhir Liga Inggris belum pernah menang. (AP/Shaun Botterill).
Jakarta, CNN Indonesia --

Gema Mikel Arteta dipecat sebagai pelatih Arsenal kembali menggaung di media sosial usai The Gunners menelan kekalahan 1-2 dari Wolverhampton di pekan ke-10 Liga Inggris, Senin (30/11) WIB.

Gol Gabriel tak mampu menyelamatkan Arsenal dari kekalahan setelah Wolverhampton sukses menyarangkan dua gol lewat Pedro Neto dan Daniel Podence.

Kekalahan itu membuat Arsenal kian terpuruk di klasemen sementara. Saat ini Pierre-Emerick Aubameyang cs berada di posisi 14 dengan 13 poin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan kekalahan itu, Arsenal juga memperpanjang kekalahan mereka dalam enam pertandingan terakhir. Dari enam laga itu, Arsenal baru sekali menang kala bertemu Manchester United. Itu pun lewat gol penalti.

Tak cuma itu, kekalahan ini juga membuat Arsenal mencatat rekor negatif, yakni start terburuk mereka sejak 1981-1982 silam.

Usai pertandingan melawan Wolverhampton, Arteta menyatakan bertanggung jawab atas kekalahan kelimanya di Liga Inggris musim ini.

"Tapi inilah realitas liga ini dan di mana kami berada saat ini," ujarnya.

Arteta menyebut ada sesuatu yang hilang pada diri Arsenal. The Gunners harus melakukan kerja bagus untuk meraih hasil maksimal ke depannya.

"Kami tidak memiliki margin besar saat ini jadi kami harus benar-benar bagus dalam segala hal yang kami lakukan karena saat ini, ada sesuatu yang hilang," kata Arteta.

Banner gif video highlights MotoGP

Pernyataan Arteta itu tentu ada benarnya, bahwa Arsenal yang dalam beberapa tahun terakhir punya tim yang solid dengan permainan operan-operan pendek ala tiki-taka Barcelona, seolah lenyap begitu saja.

Arteta memang sempat memberi dua gelar Piala FA 2019/2020 dan Community Shield 2020/2021. Dua gelar yang sempat menaikkan asa fan Arsenal bahwa Arteta bisa membawa tim kesayangan mereka berprestasi lagi.

Namun memasuki msuim 2020/2021, Arsenal justru tak mampu bicara banyak. Dari 10 pertandingan Liga Inggris ini menunjukkan bahwa ada yang tak beres dengan Arsenal di bawah kendali Arteta.

Secara permainan, Arsenal seperti kehilangan kreatifitas di lini tengah. Tentunya hal ini berdampak pada penyerang-penyerang mereka yang tak bisa efekttif untuk mencetak gol.

Faktor ketiadaan Mesut Ozil sedikit banyak berpengaruh pada memudarnya lini tengah Meriam London berkreasi.

Ozil sudah lama dibekukan Arteta tanpa alasan jelas. Yang jelas, tak ada nama pemain asal Jerman itu dalam skuad Arsenal di Liga Inggris dan Liga Champions musim ini.

Rumor menyebutkan, Ozil disingkirkan karena karena kerap lantang menyuarakan urusan politik terkait ketidakadilan yang menimpa kaum muslim di belahan dunia lain.

Padahal selama berseragam Arsenal, Ozil sudah menyumbang 44 gol dan 77 assist. Sebuah catatan yang tak bisa dikesampingkan.

Sementara kehadiran pemain-pemain baru di lini tengah seperti Thomas Partey maupun Dani Ceballos juga tak mampu mengisi kekosongan yang ditinggalkan Ozil.

Arsenal's manager Mikel Arteta watches play during the English Premier League soccer match between Liverpool and Arsenal at Anfield in Liverpool, England, Monday, Sept. 28, 2020. (Jason Cairnduff/Pool via AP)Mikel Arteta belum memberi pengaruh positif pada performa Arsenal di musim ini. (AP/Jason Cairnduff).

Tak Beri Dampak Besar

Arteta memang harus memutar otak untuk membangkitkan Arsenal. Sejauh ini, dia belum benar-benar memberi efek besar dan positif bagi kemajuan Arsenal.

Eks Everton jebolan La Masia itu dikontrak pada akhir 2019 lalu. Menggantikan Unai Emery, Arteta diharapkan mampu membawa Arsenal lebih sukses dari Emery yang minim memberi trofi.

Namun nyatanya, kurang lebih setahun menukangi Arsenal, mulai terlihat bahwa Arteta memang bukan pelatih jempolan, apalagi dia sangat minim pengalaman.

Satu-satunya pengalaman di dunia kepelatihan adalah menjadi asisten Josep Guardiola di Manchester City selama tiga tahun sebelum menerima pinangan klub yang dahulu bermarkas di Stadion Highbury itu.

Artinya Arsenal adalah tim pertama yang dikendalikan sebagai pelatih sekaligus manajer.

'Kursus' bersama Guardiola selama di Man City belum bisa dikonversikan kepada Arsenal. Arteta seperti tak mampu memberi instruksi kepada para pemain dengan jelas.

Belum lagi dia beberapa kali tak konsisten menggunakan formasi. Setidaknya Arteta sudah tiga kali menggunakan formasi berbeda, yakni 4-3-3, 4-2-3-1, dan 3-4-3. Formasi terakhir paling sering dipakai Arteta.

Tentu saja kerap berubahnya formasi yang dipakai berdampak pada sistem permainan di lapangan. Beberapa pemain juga bisa menjadi gagap dengan formasi yang tidak pakem.

Arteta ke depan harus berani membangkucadangkan pemain-pemain yang mandek di lapangan. Ketika Aubameyang tak bisa diandalkan, Arteta harus berani memainkan Alexandre Lacazette atau Eddi Nketiah yang selama ini jarang mendapat menit bermain.

Arteta juga harus bisa menjadi motivator bagi para pemainnya yang tak dalam performa terbaik. Dia harusnya bisa mencontoh Guardiola, Jose Mourinho, atau Carlo Ancelotti yang tak sekadar pelatih, tapi motivator yang bisa membakar semangat anak asuhnya di lapangan.

Jika tidak, bukan tak mungkin selama Arteta menakhodai Arsenal, para fan hanya bisa nostalgia sembari membanggakan prestasi luar biasa musim 2003/2004, ketika Arsenal bersama Arsene Wenger juara tanpa terkalahkan alias invincible.

(osc/ptr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER