Ketua Umum Persipura Jayapura, Benhur Tomi Mano mengaku takut Tim Mutiara Hitam bakal disanksi AFC karena membubarkan tim jelang gelaran Piala AFC 2021 pada Maret mendatang.
Persipura, lanjut Tomi Mano, menyadari ada bayang-bayang sanksi yang bakal diterima jika membubarkan tim dan tidak bisa tampil di Piala AFC.
"Ya betul, pasti ada sanksi dari AFC maka itu kami berusaha dalam seminggu ke depan menyurati PT Freeport supaya ada jalan keluar buat Persipura sebagai sponsor utama," kata Tomi melalui sambungan telepon kepada CNNIndonesia.com, Jumat (8/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini Persipura dalam posisi menunggu jawaban dari surat permohonan sponsor yang telah diberikan kepada PT. Freeport sambil mencari sponsor lain yang bisa membantu Mutiara Hitam tampil di Piala AFC.
Selain itu Persipura juga masih melakukan pendekatan dengan Bank Papua untuk membahas solusi dan kesepakatan atas perubahan dari perjanjian kerja sama (PKS) yang ada.
"Kami juga akan menyurati Bank Papua lagi supaya bisa duduk berbicara soal Pasal 9 [Perjanjian Kontrak Kerja Sama] tentang adendum, supaya ada jalan keluar dan kami bisa tampil di AFC," ujar Tomi.
Dia menjelaskan, dalam Pasal 9 Perjanjian Kontrak Kerja Sama disebutkan bahwa kedua pihak perlu melakukan perubahan atau penambahan terkait hal-hal yang belum diatur dalam adendum. Namun tak dijelaskan rinci perubahan seperti apa yang bakal dibahas.
Persipura sebelumnya sudah mengirim surat ke Bank Papua tiga kali, namun tak mendapat respons positif. Pada akhirnya manajemen mengadakan rapat dan memutuskan membubarkan tim karena belum ada sponsor.
"Bisa dilakukan tapi langkah ini tidak diambil oleh pihak Bank Papua. Maka itu kami surati tiga kali supaya duduk bicara soal PKS ini, tapi malah tidak bisa. Maka saya rapat pengurus dan saya hentikan klub kita," jelasnya.
Sebelumnya, Persipura akan memulai kiprah di Piala AFC 2021 lewat jalur playoff pada 18 atau 19 Mei mendatang. Namun, rencana itu terancam batal jika Persipura tidak bisa mendapatkan sponsor baru seiring keputusan Bank Papua yang menarik diri sebagai sponsor utama mereka.
Kekosongan pendanaan tim tersebut yang akhirnya membuat Tommy Mano terpaksa membubarkan tim karena tak bisa lagi menanggung beban gaji pemain, pelatih, hingga ofisial.
(ttf/har)