Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB), Akhmad Hadian Lukita menyebut mayoritas klub memilih menghentikan total Liga 1 2020 dan memulai musim baru 2021.
Keinginan klub itu diketahui saat pertemuan LIB bersama pemilik klub Liga 1 dan Liga 2 secara virtual, Jumat (15/1).
"Hasil meeting tadi, ini bukan keputusan tapi masukan klub yang kami harus laporkan, yaitu salah satu keinginan paling besar adalah menghentikan musim Liga 1 2020 dan memulai musim baru Liga 1 2021," kata Hadian Lukita kepada wartawan secara virtual, Jumat (15/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kompetisi Liga 1 2020 yang dimulai pada 28 Februari lalu terpaksa berhenti di pekan keempat lantaran pandemi Covid-19.
Sementara rencana kembali menggulirkan kompetisi pada Oktober maupun November 2020 gagal karena tidak kunjung mendapatkan izin keramaian dari pihak kepolisian.
Di sisi lain, selama hampir setahun tanpa kompetisi, kondisi klub cukup mengkhawatirkan. Termasuk nasib para pemain yang menunggu kepastian liga kembali bergulir.
"Kondisi klub semua sama, yang bergerak di bidang bisnis berat dari segi keuangan, dari segi ketidakpastian. Ini yang memunculkan permohonan seperti itu [musim 2021]," ujarnya.
Sayang, baik Hadian Lukita maupun Direktur Operasional LIB Sujarno, tidak menyebutkan secara detail jumlah klub yang menginginkan melanjutkan Liga 1 2020 dan memulai musim baru 2021.
Menurut Sujarno, hasil suara klub itu akan menjadi bagian yang dilaporkan ke Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan.
"Ini hanya dari Liga 1 maupun Liga 2. Kalau kami bentuknya hanya kesimpulan saja. Kami ingin menghentikan liga musim 2020 kemudian kami sambut dengan musim 2021," tutur Sujarno.
"Artinya, ada yang ikut saja dengan kebijakan PSSI, tapi pada umumnya karena masalah kontrak, jadi banyak yang memilih kompetisi putus di 2020," ucap Sujarno menambahkan.
Terkait kemungkinan permasalahan hukum yang muncul akibat dihentikannya musim Liga 1 2020, Sujarno menjelaskan hal itu juga menjadi pembahasan. Terutama kaitannya kontrak klub dengan sponsor maupun klub dengan pemain.
"Kepastian hukum soal kontrak hingga sponsor itu sudah ada hitung-hitungannya, termasuk dengan LIB juga. Prinsipnya memang yang paling pertama nanti adalah izin [kepolisian] dulu," kata Sujarno.
"Itu yang paling penting karena itu masukan dari klub, jika sinyal izin udah ada baru kami akan rancang skema, formatnya dan kapan waktunya seperti apa," ujar Sujarno melanjutkan.
Dalam kesempatan itu juga LIB berharap Kapolri baru yang akan menggantikan Jenderal Idham Azis bisa memberikan izin kompetisi.
Sejauh ini Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan Surat Presiden (Surpres) yang isinya mengusulkan Komisaris Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menjadi calon tunggal Kapolri.
"Kami semua berharap kompetisi berlanjut siapa pun Kapolrinya. Kami sudah melakukan langkah-langkah ke beberapa pejabat, siapapun Kapolrinya, kami akan coba komunikasi untuk audiensi," kata Sujarno.
(ttf/sry)