Ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti mengaku tampil di bawah tekanan saat melawan Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (Thailand) di final Yonex Thailand Open 2021.
Bertanding di Impact Arena, Bangkok, Minggu (17/1), juara All England 2000 itu dipaksa menyerah dengan skor telak 3-21 pada gim pertama.
Kekalahan di gim pertama membuat Praveen/Melati harus berjuang keras meraih kemenangan di gim kedua. Unggulan kedua tersebut sempat kewalahan menghadapi permainan agresif tuan rumah, namun mampu menang 22-20.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Duel sengit tersaji di gim ketiga. Kedua pasangan saling mengejar angka untuk memburu kemenangan namun Dechapol/Sapsiree mampu memanfaatkan momen dengan baik untuk memenangi pertandingan dengan skor 21-18.
Selepas pertandingan, Praveen/Melati mengakui ganda campuran andalan Thailand berhasil menekan sejak awal laga.
"Kami tahu (Dechapol/Sapsiree) akan siap untuk pertandingan ini, bermain melawan kami. Sejak awal kami berada di bawah tekanan, tetapi di gim kedua kami berhasil menyamakan kedudukan," kata Melati dalam rilis Humas PBSI.
"Di gim ketiga, kami berada di bawah tekanan, tetapi kami berusaha menghadapinya. Ini adalah hasilnya dan kami harus melakukan koreksi untuk masa depan," tambah Melati.
Sementara Praveen mengaku menyesal tidak bisa meraih kemenangan di turnamen Super 1000 yang baru pertama digelar sejak pandemi Covid-19 itu.
"Kami sedikit kecewa. Kami membuat beberapa kesalahan sendiri. Selama permainan, kami tidak bisa mengubah nasib kami dan itulah yang kami sesali," tutur Melati.
(jun/sry)