Jakarta, CNN Indonesia --
Liverpool berhasil menutup tahun 2020 dengan memuncaki klasemen sementara Liga Inggris. Namun, hanya sebulan berselang The Reds justru berada dalam periode sulit jika tak ingin disebut krisis.
Sejak pergantian tahun, Liverpool mendadak kehilangan taji. Skuad asuhan Jurgen Klopp yang dikenal lewat permainan menyerang tak lagi menakutkan bagi tim-tim lawan.
Alih-alih ingin terus mempertahankan puncak klasemen, Liverpool malah terlempar dari zona tiga besar. Sang juara bertahan dilewati duo Manchester, Manchester City dan Manchester United hingga tim kuda hitam, Leicester City.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyebabnya adalah tiga kekalahan dan satu hasil imbang dari enam laga terakhir di Premier League. Mengenaskannya, dua kekalahan yang dialami Mohamed Salah dkk terjadi di Anfield, stadion yang hampir empat tahun terakhir begitu angker buat tim-tim tamu.
 Liverpool kini terlempar dari posisi tiga besar Liga Inggris. (AP/Phil Noble) |
Rekor Liverpool juga ternoda bukan karena kalah dari sesama tim pesaing di jalur juara. Tim kota pelabuhan justru takluk dari tim papan bawah yakni Burnley dan Brighton & Hove Albion dengan skor identik 0-1.
Kekalahan mengejutkan dari Burnley membuat Liverpool takluk untuk kali pertama di Anfield sejak 23 April 2017 saat dipecundangi Crystal Palace 1-2.
Rentetan hasil buruk itu berpotensi menutup pintu juara Liverpool di Premier League musim 2020/2021. Hal ini lantaran Liverpool sudah tertinggal tujuh poin dari Man City yang tidak terkalahkan dalam 13 laga terakhir.
Selisih poin itu bahkan bisa melebar jadi 13 poin. Liverpool bisa tertinggal 10 poin jika kalah dari Man City di Anfield pada akhir pekan ini.
Jarak poin di antara kedua tim bakal semakin lebar karena The Citizens punya tabungan satu laga. Jika satu laga itu bisa dimenangi Man City maka Liverpool bakal tertinggal 13 poin, jarak poin yang terbilang mustahil untuk dikejar hingga sisa musim ini.
Masa sulit yang dialami Liverpool itu jelas bikin pusing Klopp. Juru racik formasi asal Jerman itu pun beralasan timnya mengalami kelelahan baik dari segi fisik maupun mental usai kalah dari Brighton.
Faktanya bukan hanya Liverpool yang mendapat ujian mental dan fisik karena jadwal padat. Tim-tim pesaing mereka, Man City dan Man Utd juga merasakan situasi serupa.
[Gambas:Video CNN]
Alasan paling logis di balik kemunduran Liverpool karena mereka terkesan takabur usai melaju sendirian saat merengkuh gelar Liga Inggris musim 2019/2020. Manajemen Liverpool agaknya tak sadar tim-tim pesaing berbenah dengan mendatangkan pemain untuk menjegal tim pengoleksi 19 gelar Liga Inggris itu.
Liverpool seperti tak punya solusi begitu tiga bek tengah mereka bertumbangan karena cedera. Kedalaman yang kurang di jantung pertahanan turut mengganggu kestabilan permainan The Reds.
Masalah bertambah pelik karena Klopp dan manajemen melepas Dejan Lovren ke Zenit St. Petersburg tanpa mendatangkan pemain pengganti. Ben White (Brighton), Aissa Mandi (Real Betis), dan Ozan Kabak sempat dilaporkan masuk bursa pengganti Lovren.
Namun, tidak satu pun dari ketiga pemain itu yang berseragam Liverpool pada awal musim ini. Di sisi lain, Liverpool bisa merampungkan transfer Diogo Jota dari Wolverhampton Wanderers dan Thiago Alcantara yang didatangkan secara gratis.
Kabak memang akhirnya bisa didatangkan oleh Liverpool. Hanya saja, pemain asal Turki itu baru datang pada bursa transfer Januari, bersama bek tengah Preston North End, Ben Davies.
 Ozan Kabak yang diincar sejak awal musim pada didatangkan pada Januari 2021. (Pool via REUTERS/INA FASSBENDER) |
Sebelum itu, Klopp mengakali badai cedera di jantung pertahanan dengan mengubah posisi pemain. Fabinho jadi yang paling sering diplot sebagai bek tengah diikuti kapten tim, Jordan Henderson yang belakangan juga digeser dari posisinya sebagai pemain tengah.
Akan tetapi, perubahan komposisi pemain belakang ini tidak pernah membuat pertahanan Liverpool benar-benar sulit. The Reds terlihat begitu merindukan Van Dijk yang bertipe pemimpin di lini belakang.
Kabak dan Davies mungkin bisa jadi solusi jangka pendek buat menambal lubang di pertahanan hingga sisa musim ini. Namun, situasi pelik di pertahanan Liverpool sejatinya bisa diakali jika tidak terjadi salah urus transfer di awal musim.
Kini, Liverpool dengan kondisi pertahanan mereka yang seadanya hanya bisa berharap punya modal yang cukup untuk mengalahkan Man City. Andai hal itu gagal dilakukan maka perburuan gelar juara Liga Inggris hampir pasti selesai buat armada Klopp.