Kerja keras perlu dilakukan Liverpool di leg kedua nanti. Di leg pertama, Real Madrid sudah menunjukkan, klub ibu kota Spanyol itu bukan lawan sembarangan meski tidak dalam komposisi komplet.
Sementara itu, Liverpool yang notabenenya hanya kehilangan pemain belakang mengalami perubahan signifikan dari musim lalu.
Lini belakang masih jadi pekerjaan rumah bagi Jurgen Klopp di leg kedua jika ingin lolos ke semifinal Liga Champions.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Duet Nathaniel Phillips dan Ozan Kabak di jantung pertahanan tampaknya tidak bisa lagi diandalkan. Apabila peluang lolos ingin tetap terbuka, salah satu dari Fabinho atau Jordan Henderson bisa dimainkan di lini belakang.
Menempatkan Henderson dan Fabinho secara bersamaan di sektor pertahanan juga akan membahayakan lini tengah Liverpool, yang akhirnya memengaruhi keseimbangan permainan.
Guna melangkah ke babak semifinal, Liverpool perlu menang 2-0 atau dengan margin lebih dari tiga gol. Selain membidik kemenangan, tugas lain bagi Mohamed Salah dan kawan-kawan di leg kedua nanti adalah mencegah Madrid mencetak gol guna memiliki keuntungan gol tandang.
Madrid akan dalam posisi yang makin unggul bila bisa membobol gawang Alisson Becker pada pekan depan.
Harus diakui, dengan keunggulan agregat 3-1, untuk tim sekelas Madrid, saat ini satu kaki mereka sudah di semifinal.
Dengan hasil tersebut, Los Blancos hanya perlu menahan imbang Liverpool di leg kedua nanti untuk lolos ke babak berikutnya. Madrid juga tetap bisa menyingkirkan The Reds sekalipun kalah 0-1 di leg kedua di Anfield.
Pada leg kedua pekan depan, Madrid kemungkinan masih tanpa Sergio Ramos, Raphael Varane, dan Eden Hazard. Hanya Dani Carvajal saja yang mungkin bisa dimainkan Madrid melawan Liverpool.
Meski demikian, jika Liverpool tidak mengubah cara bermain, terutama dalam menyolidkan lini belakang, Madrid akan melenggang ke semifinal tanpa kesulitan.
![]() |
Liverpool boleh jadi memiliki pengalaman comeback dengan epik usai kalah 0-3 dari Barcelona di leg pertama pada musim 2018/2019, lalu menang 4-0 di Anfield.
Hanya saja, momen itu tampaknya sulit terulang di musim ini lantaran sejauh ini performa tim asuhan Jurgen Klopp itu mengalami penurunan. Berbeda dengan musim 2018/2019 yang cenderung stabil.
Komposisi Liverpool di musim ini dengan dua musim lalu tidak jauh berbeda. Akan tetapi, dampak kehilangan Virgil van Dijk dan Joe Gomez yang absen hingga akhir musim begitu besar. Ditambah lagi, pada leg kedua nanti mereka juga tidak diperkuat serta Joel Matip.
Pelatih Jurgen Klopp tidak saja minim pilihan dalam komposisi pemain, tetapi juga kesulitan dengan situasi di Liverpool saat ini.
Dengan menempati peringkat ketujuh klasemen Liga Inggris, Liverpool masih perlu berjuang keras ke empat besar untuk bisa kembali tampil di Liga Champions musim depan.
Dengan begitu, konsentrasi Klopp seperti terbelah jelang leg kedua melawan Madrid ini, karena juga harus memikirkan laga Premier League melawan Aston Villa, akhir pekan nanti. Situasi ini tidak menguntungkan klub asal Kota Pelabuhan itu, dan akan membebani juara bertahan Premier League.
Dalam kondisi tidak punya banyak pilihan pemain, Liverpool tetap membutuhkan kekuatan terbaik untuk melawan Villa. Namun, upaya itu bisa menguras tenaga pemain mereka ketika melawan Madrid pekan depan.
Meski Villa bukan tim besar, tetapi Liverpool tidak boleh jemawa. Pada awal musim, Liverpool dihajar Villa 2-7. Selain itu, di musim ini Liverpool mendadak menjadi tim yang mudah dikalahkan tim-tim papan tengah, bahkan papan bawah: Southampton (0-1), Brighton and Hove Albion (0-1), hingga Fulham (0-1).
Bisa jadi, keajaiban dibutuhkan Liverpool untuk melawan Madrid di tengah kondisi yang serbasulit seperti saat ini.
Manchester City juga tidak boleh lengah untuk leg kedua di kandang Borussia Dortmund. Kemenangan tipis 2-1 di Etihad membuktikan Dortmund bisa memberikan perlawanan dan menyulitkan Man City.
Bahkan, jika saja gol Jude Bellingham tidak dianulir dan berujung kontroversi, Dortmund akan lebih memiliki keuntungan karena bermain imbang dan berbekal dua gol tandang di leg pertama.
Nama Dortmund tidak bisa dihapus begitu saja dari daftar tim yang berpeluang ke semifinal. Di leg pertama, dengan bertanding di kandang lawan tima suhan Edin Terzic itu bisa memberikan perlawanan.
Selain itu, BVB juga memiliki rapor apik ketika menjamu tim-tim asal Inggris. Bahkan, Dortmund pernah menang di kandang atas Man City pada Liga Champions 2012/2013. Di leg kedua nanti, peluang Dortmund vs Man City masih layaknya 50-50.