Defia Rosmaniar: Hijab Membuka Pintu Rezeki
Nama atlet taekwondo Defia Rosmaniar sempat booming pada pertengahan 2018. Dalam ajang Asian Games 2018, Defia jadi atlet Indonesia pertama yang meraih emas di multi-cabang empat tahunan tersebut.
Pada babak final nomor poomsae individu putri, Defia berhadapan dengan wakil Iran Salahshouri Marjan, dan menang dengan skor 8.690-8.470.
Defia tercatat sebagai atlet berhijab pertama yang mampu menjadi pembuka emas Indonesia di ajang Asian Games.
Sejarah itu tidak diukir Defia dalam semalam. Kerja keras dalam berlatih dijalaninya sejak lama, termasuk melewati proses mengenakan hijab.
Tidak ada rencana khusus bagi Defia beralih mengenakan hijab. Keinginan berhijab datang secara spontan ketika ia tampil di SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Sebelum gilirannya bertanding Defia mengajak rekan satu kamar hotel selama SEA Games 2017, Mariska Halinda, berhijab.
Ajakan tersebut menurut Defia bukan soal nazar atau timbal balik dari sebuah medali yang akan didapat di SEA Games 2017, melainkan sebuah keinginan yang datang dari lubuk hati terdalam.
"Saya waktu itu bilang, 'Mbak Mariska, pakai kerudung yuk setelah SEA Games'. Tidak ada niat dari jauh-jauh hari mau pakai hijab, keinginan itu datang begitu saja," kata Defia dalam perbincangan bersama CNNIndonesia.com.
Defia yang waktu di SEA Games 2017 turun di poomsae beregu putri bersama Mutiara Habiba dan Ruhil berhasil membawa pulang medali perunggu bersama dengan Filipina. Medali emas diraih wakil Vietnam dan perak diambil Thailand.
Sebulan setelah SEA Games 2017 berakhir, Defia dan Mariska sama-sama memenuhi janjinya mulai mengenakan hijab. Keputusan berhijab itu ternyata membuat keluarga serta pelatihnya di pelatnas taekwondo kaget.
"Ada juga rasa takut kalau pakai hijab nanti bagaimana taekwondonya soalnya kan saya mainnya poomsae beregu, nanti bagaimana kalau dari bertiga cuma saya yang pakai hijab, aneh saja. Pelatih saya juga takut dan bertanya-tanya kok tiba-tiba saya memutuskan berhijab."
"Tapi ya sudahlah, saya kepengen. Alhamdulillah pelatih juga akhirya mengerti, karena dia juga Islam jadi mengerti agama. Alhamdulillah saya sedikit-sedikit diajarkan [berlatih dengan hijab]," tutur Defia.
Pertama kali memakai hijab taekwondoin kelahiran 25 Mei 1995 itu mengaku harus beradaptasi lebih dulu untuk melawan panas saat latihan. Ia juga mengaku sempat aneh memakai hijab karena belum terbiasa.
Apalagi saat berolahraga, tidak banyak model berhijab yang bisa digunakan karena takut mengganggu gerakan taekwondo yang dilakukannya. Tapi, ia tetap berikhtiar menjalankan keputusan dan komitmen yang telah dibuat sampai pada hari ini.
Defia sadar, hijab bisa jadi kontroversi dalam olahraga. Tidak semua federasi olahraga mengizinkan atletnya mengenakan hijab atau penutup kepala yang dianggap bisa membahayakan si atlet atau lawan.
Akan tetapi, dalam ajaran Islam, wajib bagi seorang Muslimah mengenakan hijab. Defia terus mencoba mengejar prestasi tersebut tanpa menentang keyakinannya.
"Kebetulan keluarga saya yang perempuan berkerudung semua. Mereka sempat kaget juga dan bertanya 'kamu yakin berhijab?' Tapi sebenarnya mendukung saja semua keputusan saya," ujar Defia.
Lihat juga:Jalan Sulit Liverpool ke Eropa |
Saat ini Defia mengaku sudah merasa sangat nyaman dan tidak ada perbedaan antara ketika ia belum berhijab dan sudah memakai hijab. Ia juga tak menghiraukan jika ada omongan miring atau cemooh yang dilontarkan kepadanya soal dirinya yang sudah memutuskan berhijab.
"Saya berpikir mungkin ini dari Allah karena saya sudah berubah walaupun belum berubah sepenuhnya sebagai pribadi. Saya masih ada nakalnya," ucap Defia.