Tuan Rumah Olimpiade, Cara Indonesia Naikkan Citra

CNN Indonesia
Kamis, 22 Apr 2021 14:42 WIB
Indonesia saat ini sedang mempersiapkan panitia untuk mengikuti bidding menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.
Arak-arakan atlet Olimpiade. (Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Bukan hanya sekadar sukses sebagai penyelenggara, sebagai tuan rumah Indonesia juga harus menunjukkan bisa bersaing dari sisi prestasi olahraganya.

Seperti Korea Selatan yang mempersiapkan prestasi atletnya 15 tahun sebelum menjadi tuan rumah Olimpiade 1988 dengan membuat KIST (Korean Insitute of Science and Technology) atau Institute of Advanced Industrial Science and Technology (AIST) milik Jepang.

"Mempersiapkan prestasi itu butuh waktu. Indonesia harusnya juga fokus mempersiapkan itu. Misalnya selain bulutangkis itu ada angkat besi yang konsisten sejak Olimpiade 2000 menyumbangkan medali walaupun belum pernah emas," ucap Tommy.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dibutuhkan cetak biru olahraga yang jelas dalam pencapaian prestasi olahraga seperti yang saat ini telah dibuat Kemenpora melalui Grand Desain Olahraga Nasional. Hanya saja menurut Tommy, pemerintah dalam hal ini Kemenpora sebaiknya juga memasukkan cetak biru olahraga yang pernah dibuat Bappenas (Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional).

"Apa yang sudah pernah dibuat Bappenas itu bagus, nanti tinggal yang dari Kemenpora digabung dan juga dimasukkan ke Dinas Pendidikan untuk menempatkan pelajaran olahraga menjadi hal yang penting. Saat ini olahraga belum menjadi hal penting buat Indonesia. Padahal harusnya olahraga jadi ujung tombak bernegara lewat nilai-nilai luhurnya," terangnya.

Plt Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa diminta Presiden Joko Widodo menjadi menteri, di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (22/10).Kepala Bappenas Suharso Monoarfa telah merancang Manajemen Talenta Indonesia, salah satunya untuk meningkatkan prestasi olahraga di Tanah Air. (CNN Indonesia/ Feri Agus Setyawan)

Di sisi lain, Olimpiade juga bisa membuat sebuah negara merugi karena besarnya investasi yang dikeluarkan untuk pembangunan infrastruktur. Kerugian itu disebabkan lantaran gagalnya pengelolaan manajemen keuangan.

Seperti yang dialami Montreal saat menjadi tuan rumah 1976 yang utangnya baru bisa dilunasi pada 2005 silam. Ada juga Olimpiade Athena di Yunani pada 2004 dan Olimpiade Rio di Brasil pada 2016 yang berakhir dengan beban utang buat negara.

"Jadi memang Olimpiade itu untuk menunjukkan prestasi bangsa. Tapi tidak cuma itu, infrastruktur dan ekonominya juga. Wajar jika Indonesia berkeinginan kuat ikut bidding. Ini untuk menunjukkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang cukup besar dari segi populasinya," kata Tommy.

Menjadi tuan rumah Olimpiade membawa banyak keuntungan bagi sebuah negara. Salah satunya meninggalkan warisan yang merupakan salah satu syarat yang harus masuk proposal bidding yang dibuat NOC melalui Komite Khusus Bidding Olimpiade 2032.

Warisan Olimpiade mencakup keuntungan jangka panjang yang bisa dinikmati oleh kota tuan rumah, baik sebelum, saat, maupun setelah Olimpiade digelar. Kemudian juga keberlanjutan dalam hal penggunaan.

"Sebab itu kita harus menyiapkan semuanya dengan baik. Ekonominya dimajukan, pluralismenya bisa dimunculkan. Sebab menurut saya, Indonesia itu negara yang sangat plural dengan lima agama bisa hidup rukun di dalamnya," ucap Tommy.

Selain itu, kota yang akan menjadi tuan rumah juga harus disiapkan dengan baik. Misalnya di Jakarta, fasilitasnya harus diperbagus lagi sesuai dengan standar dunia masing-masing cabor.

Belum lagi fasilitas pendukung, termasuk di dalamnya fasilitas transportasi dan sumber daya manusia yang nantinya akan merepresentasikan Indonesia sebagai sebuah bangsa besar ke mata dunia melalui Olimpiade.

"Ini harus dipersiapkan, jangan dadakan membangun infrastruktur. Kita ini dikenal dengan Roro Jonggrang yang semuanya bisa selesai dalam sekejap. Sekarang tidak bisa, masih ada waktu 11 tahun untuk dipersiapkan sekaligus untuk men-triger infrastruktur dan ekonominya," ucap Tommy.

"Korea Selatan bisa masuk jajaran 10 besar dunia karena Olimpiade 1988. Bisa dilihat bagaimana saat ini Jepang dan China di mata dunia. Melalui tuan rumah Olimpiade ini kita bisa melihat bagaimana dunia memandang Indonesia terutama dari sisi pariwisata dan ekonominya," kata Tommy menambahkan.

(ttf/rhr)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER