Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali optimistis kompetisi sepak bola Liga 1 2021/2022 akan bergulir kembali seiring penyelenggaraan turnamen pramusim Piala Menpora 2021 yang dinilai sukses.
Zainudin tak menyangkal ulah suporter setelah final berupa konvoi di jalanan Jakarta serta perusakan dan aksi vandalisme di Bandung. Namun hal tersebut tak menyurutkan keyakinan menggelar kompetisi sepak bola Indonesia di masa normal baru.
"Ini [Piala Menpora 2021 dan ulah suporter] terpisah, pramusim yang jadi ujian untuk kompetisi ternyata lancar dilakukan secara disiplin dan penerapan protokol kesehatan dengan baik. Saya optimistis pelaksanaan kompetisi musim 2021/2022 masih bisa kita lakukan dengan lebih ketat, khususnya untuk para suporter."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya menunggu kajian LIB dan PSSI. Jadi sekali lagi, kalau ikut ujian pelaksanaan pramusim kita lolos, tapi ada ekses yang muncul dari euforia, dari rasa senang yang berlebihan dr pendukung yg menang. Tapi saya optimis ini [Liga 1 dan 2] bisa berjalan," kata Menpora Amali saat konferensi pers, Senin (26/4).
Menpora menilai PSSI dan panitia telah membuktikan Indonesia sudah bisa melakukan kegiatan olahraga, khususnya sepak bola dengan aman dan tertib.
![]() |
Ia berharap Piala Menpora bisa jadi pelajaran berharga, khususnya dalam hal penerapan protokol kesehatan, buat seluruh pihak jelang Liga 1 dan 2 bergulir kembali.
"Saya kira apa yang dipaparkan LIB dan PSSI sesuai dengan yang di lapangan. PSSI dan LIB sudah memaparkan dengan baik kegiatan dan protokol kesehatannya. Saya pegang checklistnya dan jalan sih. Tapi kita butuh waktu untuk mengedukasi suporter pendukung tim."
"Di awal sempat ada suporter yang maksa ke stadion. Tapi sudah diberitahu kembali dan tidak ada lagi setelah itu. Menurut saya mereka [suporter] sudah berkontribusi bagus, tidak nobar, tidak ke stadion, nonton di rumah saja dipatuhi. Ini yang muncul setelah selesai. Tapi LIB dan PSSI menjalankan apa yang mereka janjikan," tegasnya.
![]() |
Meski begitu, Menpora Amali menyadari butuh kerja keras guna memastikan suporter tidak melakukan hal yang menimbulkan kerugian.
"Kalau jadi ukuran untuk kompetisi Liga 1 dan 2 tidak ada masalah. Urusan suporter kita berusaha sekuat tenaga buat mengedukasi mereka. Ini menyangkut orang banyak, jutaan orang, ini bukan pekerjaan mudah," tutupnya.
(ttf/nva)