Jakarta, CNN Indonesia --
Munculnya 'sultan' atau bos-bos baru di Liga 2 diyakini akan memberi dampak pada dikeluarkannya izin Liga 1. Hal ini tak lepas karena bos-bos baru klub kasta kedua Indonesia ini punya hubungan yang baik dengan pemerintah dan Istana Negara.
Salah satunya adalah Persis Solo. Klub yang telah berdiri sejak 8 November 1923 itu baru saja dibeli anak Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep, yang berkongsi dengan Menteri BUMN Erick Thohir. Kemudian ada selebritas Raffi Ahmad yang membeli klub Cilegon United yang juga punya hubungan baik dengan Presiden Jokowi.
Menurut pengamat sepak bola nasional Tommy Welly, ini menjadi nilai positif bagi kompetisi. Lancarnya Piala Menpora 2021 dan adanya korelasi antara pemilik klub dengan istana negara, akan membuka peluang bagi Polri untuk memberikan rekomendasi izin keramaian liga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika bicara Liga 2, dengan bermunculannya owner-owner baru Liga 2 yang dalam tanda petik punya kedekatan dengan Pemerintah dan istana, itu membuka peluang terbitnya izin kompetisi. Jadi, tidak mungkin izin Liga 1 tak diberi izin tetapi Liga 2 jalan," kata Tommy.
Namun, lelaki yang biasa disapa Towel ini menggarisbawahi bahwa persoalan suporter dan kerumunan harus diperhatikan PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) dengan saksama. Sebab, peristiwa kerumunan suporter dan vandalisme selepas final Piala Menpora 2021 bisa menjadi celah.
 Klub-klub peserta Liga 1 kembali merasakan atmosfer pertandingan di Piala Menpora. (ligaindonesiabaru.com) |
Pasalnya, sekelompok fan Persib mengamuk di Bandung setelah kalah dari Persija. Pada saat yang sama di Bundaran Hotel Indonesia sekelompok suporter Persija menggelar pawai.
"Kemungkinan pelaksanaan (Liga 1 2021) menjadi besar, hanya mungkin catatan di ujung saja yang suporter melampiaskan euforia. Ini menjadi catatan. Apalagi ada sinyal pemerintah boleh ada penonton dengan jumlah tertentu," kata Towel.
[Gambas:Video CNN]
Pengamat sepak bola Indonesia lainnya Mohamad Kusnaeni, menilai penyelenggaraan Piala Menpora 2021 akan memperlancar izin pelaksanaan Liga 1 dan Liga 2 2021. Pasalnya, tak ada klaster Covid-19 dari sepak bola selama turnamen.
"Saya yakin Pemerintah maupun Polri akan memberi penilaian positif terhadap penyelenggaraan Piala Menpora. Dengan modal penyelenggaraan yang baik itu, saya kira izin keramaian untuk pelaksanaan Liga 1 dan Liga 2 akan diberikan," ucap Kusnaeni.
Bungkus, sapaan akrab Mohamad Kusnaeni, menambahkan, kinerja wasit juga harus dievaluasi sebelum Liga 1 dan Liga 2 2021 bergulir. Ini tak lain banyak protes akan kinerja wasit selama turnamen Piala Menpora 2021.
"Untuk memperbaiki kinerja wasit, perlu segera dipikirkan penggunaan VAR. Minimal teknologi garis gawang sudah harus diterapkan pada Liga 1 2021 nanti bersama dengan alat bantu komunikasi," ucap Bungkus.
Sementara, menurut Tommy, yang perlu diperbaiki PSSI, PT LIB, pemilik klub, pelatih, pemain, juga suporter adalah integritas sepak bola. Tanpa integritas, sepak bola Indonesia akan terus berkubang di persoalan yang sama.
Maksudnya, tanpa ada integritas persoalan dugaan pengaturan skor, mafia wasit, suporter anarkis, dan juga gelar juara sudah diatur kartel akan terus menggelinding. Ini akan jadi preseden buruk.
"Yang jadi catatan adalah soal football integrity. Integritas para pelaku sepak bola. Jika kita tidak memahami soal ini, maka yang selalu jadi kambing hitam adalah wasit. Betul, ada wasit nakal, tetapi lebih gampang wasit nakal itu dievaluasi, dikoreksi," kata Tommy.
"Apakah semua wasit tidak tahu aturan? Kan tidak. Setiap wasit itu pasti memahami laws of the game. Hanya penerapannya sulit secara objektif, independen, dan kenyamanan di lapangan. Menurut saya atmosfer dan ekosistem dalam pertandingan yang belum didapat," ujarnya melanjutkan.