Olimpiade Indonesia 2032, PR di Balik Mimpi Besar

Abdul Susila | CNN Indonesia
Selasa, 04 Mei 2021 19:29 WIB
Hasrat Indonesia mengajukan diri sebagai tuan rumah Olimpiade 2032 masih dibarengi sederet permasalahan klasik yang kerap menghambat prestasi olahraga nasional.
Indonesia sejauh ini baru berhasil meraih medali emas lewat cabang olahraga bulutangkis. (AFP/ALBERTO MARTIN)

Dalam sejarah tuan rumah Olimpiade, mayoritas tuan rumah adalah negara-negara yang punya banyak koleksi emas Olimpiade. Sementara itu Indonesia sendiri baru meraih tujuh emas yang semuanya berasal dari bulutangkis. Cabang olahraga yang bisa menyumbangkan medali pun baru panahan, bulutangkis, dan angkat besi.

"Saya kira kita harus melihat sejarah lagi. Waktu Australia jadi tuan rumah [1956] mereka belum punya rangkaian prestasi seperti yang mereka miliki hari ini. Demikian pula dengan Korea Selatan," kata Raja Sapta saat jumpa pers di Kemenpora, Jumat (30/4).

"Jadi kita tak bisa melihat sejarah. Apa yang dimiliki Indonesia ini akan menjadi daya dorong untuk meraih prestasi-prestasi di 2032. yang pasti, kalau sukses sebagai pelaksana dan prestasi, sudah bisa kita lihat dalam potret Asian Games," tuturnya menambahkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari berpose di kantornya di Senayan, Jakarta, Kamis (16/7/2020). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.  *** Local Caption ***Ketua NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari. Indonesia bakal bersaing dengan Australia untuk perebutan status tuan rumah Olimpiade 2032. (ANTARA/ADITYA PRADANA PUTRA)

Menpora Zainudin Amali berpendapat serupa. Menurutnya, dalam Olimpiade-olimpiade selanjutnya, tidak termasuk Olimpiade 2020 di Tokyo pada Juli 2021, Indonesia sangat mungkin meraih minimal 10 medali emas. Ia menegaskan ini bukan asumsi.

Keyakinannya bahwa atlet Indonesia bisa meraih hal tersebut, kata Amali, didukung analisis dan kajian mendalam. Kajian tersebut diungkapkan para pakar ilmu pengetahuan dan teknologi serta orang-orang yang sudah terlibat dengan olahraga Indonesia dalam tempo yang cukup lama.

"Tentu kita sadar, kita tidak hanya mau menjadi tuan rumah yang baik tetapi juga bisa meraih prestasi. Kami menetapkan target 10 besar untuk Olimpiade dan Paralimpiade. Dan itu bukan bukan karangan saya, tetapi dengan kajian ilmiah dengan melihat potensi dan melihat pengalaman sebelumnya."

"Jadi, saya kira bukan hanya sudah pernah jadi tuan rumah Olimpiade dan berprestasi dalam hal ini tradisi medali, tetapi kita bisa memproyeksikan posisi itu pada 2032," tutur Amali.

Ucapan Menpora Amali tentu terbilang bombastis dan fantastis. Merujuk pada kondisi terkini, Indonesia masih kekurangan atlet level dunia yang cabang olahraganya dipertandingkan di Olimpiade.

Untuk bisa masuk 10 besar, berkaca pada klasemen Olimpiade 2016, hanya butuh delapan emas seperti yang dilakukan oleh Australia. Namun merebut delapan emas di Olimpiade bukan perkara mudah mengingat tren yang dibuat Indonesia di Olimpiade sejauh ini.

Indonesia's Eko Yuli Irawan competes during the Men's 62kg weightlifting competition at the Rio 2016 Olympic Games in Rio de Janeiro on August 8, 2016. (Photo by Stoyan Nenov / POOL / AFP)Eko Yuli Irawan saat beraksi di Olimpiade 2016. Sejauh ini masih sedikit atlet Indonesia yang bisa bersaing di level Olimpiade dan merebut medali.  (AFP/STOYAN NENOV)

Tanpa program jangka panjang yang terstruktur dan terukur, jelas sulit bagi Indonesia untuk bisa meraih minimal delapan emas di Olimpiade 2032 bila Indonesia terpilih jadi tuan rumah. Terkecuali, Indonesia bisa memasukkan cabang andalan baru yang bisa jadi tambang medali emas di luar cabang olahraga yang selama ini dipertandingkan di Olimpiade.

Mimpi jadi tuan rumah Olimpiade memang sebuah mimpi yang menarik untuk dinyalakan dan dihidupkan. Tetapi mimpi melihat prestasi olahraga Indonesia maju secara signifikan dan konsisten dalam tahun-tahun ke depan semestinya tetap berada di posisi terdepan.

Mimpi paling indah tentunya melihat Indonesia jadi tuan rumah Olimpiade dengan banyak atlet bisa bersaing kompetitif di berbagai arena. Namun bila diharuskan memilih, mempertajam kualitas atlet-atlet Indonesia terlebih dulu termasuk seluruh pendukung di dalamnya haruslah didahulukan.

Karena yang terpenting adalah ketika Indonesia sudah punya banyak atlet berkualitas yang bisa bersaing di level dunia, harapan rakyat mendengar 'Indonesia Raya' bisa semakin besar, entah itu Olimpiade berlangsung di Indonesia maupun di negara luar.

(ptr)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER