Hanya saja, lanjut Kusnaeni, dalam pelaksanaannya sistem-sistem kompetisi harus dilakukan penyesuaian. Misalnya, kalau Liga 1 tanpa degradasi, Liga 2 seperti apa nasibnya.
"Kan tidak lucu juga kalau Liga 2 tidak ada promosi. Seperti yang kita tahu, klub-klub Liga 2 ini juga sudah melakukan persiapan. Ini harus diakomodasi oleh federasi dan operator," ucap Kusnaeni.
Dari sistem kompetisi tanpa degradasi sedikitnya ada tiga hal yang dikhawatirkan bisa terjadi. Pertama, pertandingan jadi tidak menarik, kompetisi jadi tidak seru, dan rawan terjadinya pengaturan skor.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebetulnya pengaturan skor itu ada dengan tidak degradasi juga bisa terjadi, tergantung mentalitas timnya saja. Memang dimungkinkan terjadi karena risiko kecil tidak ada degradasi. Tapi bukan soal itu. Itu kembali ke nilai sportivitas masing-masing tim. Tapi ini titik-titik rawan yang sudah harus diwaspadai dan diantisipasi federasi," ucap Kusnaeni.
![]() |
Kusnaeni menyarankan jika PSSI dan LIB ingin kompetisi tetap digelar dengan sistem promosi dan degradasi maka jangan menghilangkan format kompetisi home and away, agar tidak ada klub yang dirugikan.
"Tapi karena kompetisi belum normal, kondisi saat ini juga belum bisa dikatakan normal, jadi semua harus bisa menerima kondisinya. Kuncinya ada di kesepakatan bersama dan keputusan itu harus diperkuat melalui Kongres, supaya jadi ketentuan yang mengikat. Jadi siapapun tidak banyak alasan," ucap Kusnaeni.
(ttf/ttf/rhr)