Akhirnya, Misha baru bisa masuk ke Indonesia dari Singapura pada malam sebelum pertandingan pertamanya di babak 32 besar.
"Sebetulnya bukan begitu [harus menunggu dua minggu di Singapura]. Tapi memang dapat visanya itu baru last minute setelah kesana-kemari. Itu setelah Sabtu-Minggu Kantor Kedutaan tutup. Jadi baru dapat izin last minute. Jadi mengurusnya itu melalui kedutaan di Singapura. Sampai orang-orang di Kedutaan di Singapura maupun yang di Indonesia menunggu, memastikan dia dapat visa."
"Harus ada jaminan dari Indonesia juga melalui surat clearance dan komitmen antara kedutaan mereka dengan pihak Kementerian Luar Negeri kita untuk memasukkan dia. Kemudian visa keluar, dia [Misha] sampai di sini, dia diamankan, dijaga ketat tidak boleh keluyuran. Harus ada jaminan dari Indonsia juga untuk memasukkan dia," ucap Budi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi sedikit bersyukur karena Misha, pebulutangkis asal Israel itu langsung kalah di pertandingan pertamanya. Ia kalah dari wakli Taiwan, Hsu Jen Hao dua gim langsung, 14-21 dan 14-21 yang membuatnya langsung angkat koper dari Indonesia.
"Pokoknya ribet, ngurusnya ribet. Saya sih tidak mau ya kalau disuruh mengurus yang begitu lagi. Enggak tahu kalau yang pengurus sekarang," celetuk Budi.
![]() |
Ingatan yang sama juga diungkapkan Yuni Kartika yang pada Kejuaraan Dunia 2015 lalu menjabat sebagai Bidang Humas dan Media PP PBSI. Seingat Yuni, kondisi saat itu sangat diribetkan oleh urusan kedatangan satu pemain Israel tersebut.
"Ya bagaimana, kalau Kejuaraan Dunia kita tidak bisa menolak peserta dari negara manapun. Waktu itu juga kami bilang ada kendala enggak untuk visa masuk dan lain-lain ke Indonesia? Karena kalau dari sisi pertandingan sebagai panitia ya boleh-boleh saja. Kami juga tidak bisa melarang karena BWF mengizinkan," ujar Yuni Kartika dihubungi terpisah.
Lihat juga:Momen Lionel Messi Batal Melawan Israel |
Satu hal yang paling diingat Yuni kala itu adalah ketika mulai datang ke Indonesia, mulai dari hotel sampai ke lapangan pertandingan, Misha mendapatkan penjagaan ketat dari aparat keamanan di Indonesia.
"Pokoknya selama dia di Indonesia dikawal ketat, kemanapun pergi di kawal. Untungnya cuma sampai 32 besar. Habis kalah, langsung dipulangkan lagi," terangnya.