Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) menghormati penolakan usulan sistem skor 5x11 dalam Rapat Umum Tahunan Badminton World Federation (BWF).
BWF menolak perubahan sistem skor pertandingan bulutangkis dari 3x21 ke 5x11 karena berdasarkan hasil pemungutan suara, sistem skor yang diajukan PBSI itu tidak mencapai 2/3 suara mayoritas.
Usulan pembaruan skor menggunakan sistem 5x11 mendapat 66,31 persen atau kurang dari 0,08 persen untuk mencapai ambang batas minimal dari total suara keseluruhan dalam voting atau 232 suara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menghormati keputusan yang telah diambil dari Rapat Umum Tahunan BWF hari ini. Kami percaya semua ini demi kemajuan dan peningkatan kualitas olahraga tepok bulu," kata Broto Happy, Kepala Bidang Humas dan Media PP PBSI dilansir rilis resmi yang diterima CNNIndonesia.com, Senin (24/5).
"Kami akan terus bekerja dan berpikir untuk menciptakan ide-ide baru untuk diajukan ke BWF. Ini kami lakukan demi terus mempopulerkan bulutangkis sebagai olahraga global. Apalagi kami sekarang sudah kembali punya wakil di BWF, Pak Bambang Roedyanto," imbuhnya.
Keberadaan sosok yang akrab disapa Rudy tersebut dalam BWF sebagai Dewan BWF merupakan keputusan lain dari Rapat Tahunan BWF. Rudy sebelumnya juga menjabat sebagai Kepala Bidang Hubungan Luar Negeri PP PBSI.
Dalam pemungutan suara yang diselenggarakan Sabtu (22/5), Rudy berada di peringkat ketiga dengan 252 suara. Hanya kalah dari Zhang Jun (China, 276 suara) dan Nora Perry (Inggris, 253 suara).
"Puji Tuhan saya bisa terpilih sebagai Dewan BWF. Saya tidak menyangka bisa masuk tiga besar dalam pemilihan ini. Semoga kepercayaan dan amanah yang diberikan PP PBSI bisa saya jalankan dengan baik," ungkap Rudy.
"Saya berterimakasih kepada semua pihak yang terus mendukung saya hingga saat ini. Saya yang dulunya hanya seorang BL (Badminton Lovers), sekarang bisa duduk di kursi BWF. Sebuah hal yang tidak pernah saya impikan dulu. Seperti yang saya bilang kemarin, saya akan fokus pada pengembangan dan peningkatan popularitas bulutangkis juga kesejahteraan atletnya," lanjutnya.
Sebelum Rudy, Indonesia mencatat beberapa nama yang pernah menjadi dewan BWF di antaranya Ferry Sonneville, Sudirman, Suharso Suhandinata, Rudy Hartono, Titus Kurniadi, Justian Suhandinata, dan Anton Subowo yang saat ini menjabat sebagai Presiden Badminton Asia.
Keputusan lain dari Rapat Tahunan BWF yakni mengesahkan Poul-Erik Høyer (Denmark) untuk kembali melanjutkan tugasnya sebagai Presiden BWF, Khun Ying Patama Leeswadtrakul (Thailand) sebagai Wakil Presiden BWF, dan Paul Kurzo (Swiss) sebagai Wakil Presiden Para Badminton.
(ttf/nva)