Pertandingan uji coba Timnas Indonesia vs Afghanistan menjadi sarana yang pantas menguji hasil TC selama satu bulan. Shin bisa saja langsung menetapkan starter pilihan yang akan ditempatkan dalam tiga laga Kualifikasi Piala Dunia 2022.
Level Afghanistan kiranya cukup menjadi pembanding bagi kualitas Timnas Indonesia yang baru dibentuk dalam kurun waktu satu bulan dan masih mencari bentuk permainan yang diinginkan Shin.
Salah satu negara Asia Tengah itu bukan barometer sepak bola Benua Kuning. Di Kualifikasi Piala Dunia 2022, Afghanistan menempati peringkat ketiga di klasemen Grup E. Namun tipis kemungkinan Afghanistan bisa lolos.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Catatan satu kemenangan tipis atas Bangladesh, satu kali seri melawan India, serta tiga kali kalah termasuk dibombardir Qatar dan Oman menunjukkan kualitas Afghanistan masih tergolong medioker dan layak jadi lawan pertama pasukan muda Shin.
Menilik Shin yang memiliki kepercayaan tinggi pada pemain muda, lumrah jika kelak Pratama Arhan menjadi pilihan dalam pemain inti melawan Afghanistan. Jika Asnawi Mangkualam sudah benar-benar pulih, tak diragukan mantan pemain PSM itu akan menjadi pilihan pada starting XI. Sama dengan Asnawi, Ryuji Utomo pun punya peluang besar jika sudah fit 100 persen.
Evan Dimas, Adam Alis, Yakob Sayuri, dan Osvaldo Haay yang merupakan 'jebolan' liga lokal akan bersaing ketat dengan pemain impor macam Syahrian Abimanyu, Witan Sulaeman, serta Egy Maulana Vikri.
Sementara Saddam Gaffar dan KH Yudo patut mendapat perhatian menilik daya tarik yang membuat Shin jatuh hati pada keduanya.
![]() |
Terlepas dari laga uji tanding melawan Afghanistan dan Oman, laga pada Juni mendatang juga bisa masuk kategori coba-coba.
Dengan status juru kunci Grup G di Kualifikasi Piala Dunia 2022 dan nihil peluang melaju ke babak selanjutnya, Timnas Indonesia memainkan pertandingan tanpa beban dalam tiga laga sisa menghadapi Thailand, Vietnam, dan UEA.
Motivasi dan dorongan semangat sebagai pemain anyar bakal menjadi kekuatan yang membedakan sosok-sosok seperti Syahrian Abimanyu atau Witan Sulaeman untuk menunjukkan kepantasan menyandang gelar 'pemain timnas senior'.
Perbedaan gaya pendekatan Shin dengan Simon McMenemy atau Yeyen Tumena, yang menangani Timnas Indonesia pada lima laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 terdahulu, disinyalir bakal menyajikan penampilan Timnas Indonesia yang sulit ditebak lawan.
Taktik dan strategi ala Shin serta mental yang ditumbuhkan selama pemusatan latihan setidaknya bisa menumbuhkan harapan baru pada skuad Garuda yang lebih segar.
Perubahan yang ditampilkan Shin bahkan membuat media Thailand dan Vietnam menoleh persiapan Indonesia yang kini memiliki rata-rata usia pemain di kisaran 22 tahun.
Di balik asa yang membubung harus pula dipersiapkan kesiapan menerima hasil tak memuaskan. Bisa jadi peralihan generasi Timnas Indonesia tidak akan langsung berbuah hasil, karena proses membentuk pemain muda membutuhkan waktu.
Sehingga bisa jadi bahaya yang ditimbulkan bukan mengacu ke gawang lawan melainkan ke gawang sendiri.
Seandainya gagal mendulang poin dan kian tenggelam di dasar klasemen, toh Timnas Indonesia masih memiliki agenda jangka menengah dan jangka panjang. Hanya saja dibutuhkan konsistensi bagi PSSI guna mendukung performa stabil skuad Merah Putih.
(jal)