Mourinho jadi pelatih terakhir yang bisa menghadirkan gelar untuk Man Utd. Pelatih yang mulai musim depan mengarsiteki AS Roma itu mempersembahkan trofi Liga Europa musim 2016/2017.
Selain gelar kompetisi kasta kedua Eropa, Mourinho juga meraih gelar Piala Liga Inggris 2016/2017 dan Community Shield tahun 2016. Tiga gelar itu jelas bukan yang paling prestisius tetapi pelatih yang pernah dijuluki 'The Special One' tetap punya kesan tersendiri berkat trofi yang dipersembahkan.
Bersama Mourinho, Man Utd jadi juara Liga Europa dengan skuad yang lebih buruk jika dibandingkan skuad saat ini. Di final melawan Ajax Amsterdam, 'Setan Merah' tampil dengan pemain-pemain seperti Sergio Romero, Matteo Darmian, Marouane Fellaini, hingga Henrikh Mkhitaryan dalam laga yang berakhir dengan skor 2-0.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mourinho membuktikan bisa tetap memberikan gelar untuk Man Utd dengan skuad yang tidak istimewa. Mourinho juga membuktikan tangan dinginnya sebagai pelatih masih ampuh.
Belum lagi Mourinho pernah tak mendapatkan dukungan penuh untuk membentuk skuad ideal versinya. Pada musim terakhirnya sebelum dipecat, Mourinho ngotot meminta bek tengah baru untuk membuat jantung pertahanan tim lebih kokoh.
Namun, keinginan Mourinho tidak disambut positif oleh manajemen The Red Devils. Pihak klub justru mendatangkan Diogo Dalot (bek kanan), Fred (gelandang), dan Lee Grant (kiper).
Mourinho memang bukan tak dibekali dana untuk belanja pemain. Dalam periode singkatnya melatih Man Utd, ia mendatangkan Paul Pogba dan Romelu Lukaku dengan biaya transfer masing-masing lebih dari Rp1 triliun.
Namun, Mourinho setidaknya bisa menjawab perekrutan pemainnya itu dengan gelar. Tiga gelar dalam waktu lebih dari dua musim terbilang cukup baik meski Mourinho sebenarnya didatangkan untuk membawa Man Utd berjaya di Liga Inggris dan jadi yang terbaik di Liga Champions.
Mourinho masih bisa memberikan senyuman untuk suporter karena gelar yang ia berikan bersama Man Utd. Prestasi tersebut yang hingga kini tidak kunjung mampu diberikan oleh Solskjaer.
Bersama Solskjaer, Man Utd kerap mampu tampil hebat tetapi acapkali juga tampil angin-anginan. Konsistensi ini membuat Man Utd tercecer dalam persaingan meraih gelar Liga Inggris dan kini harus menerima kenyataan hanya menyandang gelar tim runner up Liga Europa.
Jadi wahai Man Utd, penak zaman Mourinho, toh!
(har)