Jakarta, CNN Indonesia --
Peremajaan Timnas Spanyol di bawah arahan Luis Enrique gagal membuahkan hasil di laga pertama Euro 2020 (Euro 2021) ketika berhadapan dengan Swedia.
Timnas Spanyol dihuni beberapa pemain muda. Dari 24 pemain yang didaftarkan ke Piala Eropa kali ini, terdapat muka-muka belia minim pengalaman.
Robert Sanchez, Unai Simon, Pau Torres, Eric Garcia, Rodri Cascante, Dani Olmo, Pedri Gonzalez, Mikel Oyarzabal serta Ferran Torres adalah beberapa contohnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekilas ada sedikit kemiripan antara keyakinan Enrique pada pemain muda dengan yang dilakukan Shin Tae Yong di Timnas Indonesia.
Regenerasi tim menjadi sorotan utama kedua pelatih ketika menghadapi pertandingan level internasional.
Keadaan kian mirip setelah skuad La Furia Roja gagal meraih kemenangan atas Swedia sekaligus tak mampu memenuhi ekspektasi fan. Sebelumnya Shin dengan pemain mudanya sudah lebih dulu merasakan hal yang sama di Kualifikasi Piala Dunia 2022.
Jika dilihat dari gaya main, kemampuan individu, kolektivitas tim, serta perbandingan teknik antara tim Enrique dan tim Shin tentu berbeda jauh. Namun kedua sosok pelatih itu dihampiri harapan sekaligus sinis ketika hasil para pemain muda di atas lapangan tak sesuai keinginan.
[Gambas:Video CNN]
Spanyol hadir di Euro 2020 sebagai salah satu tim unggulan. Selain itu Enrique dan anak asuhnya juga datang dengan gengsi sebagai negara pemilik tiga gelar trofi Henry Delaunay.
Namun semua itu bukan penghalang bagi Enrique memainkan pemain-pemain muda. Unai Simon dipercaya tampil di bawah mistar. Begitu pula Pau Torres yang menjadi center back menemani pemain 'naturalisasi' Aymeric Laporte.
Di posisi tengah ke depan, ada Rodri, Pedri, Torres, dan Olmo yang diandalkan menemani ujung tombak kawakan Alvaro Morata serta gelandang berpengalaman Koke Resurreccion.
Menghadapi Swedia, Spanyol tampil begitu dominan sejak menit pertama. Penguasaan bola La Furia Roja tak bisa diutak-atik Swedia. Alhasil tim Blaugult itu lebih banyak bertahan dan menunggu di area permainan sendiri alih-alih memilih bermain terbuka dengan penuh risiko.
Jika dilihat dari permainan responsif dan pasif, maka jelas yang lebih mirip Tim Merah Putih adalah Swedia. Namun Swedia tak sedang meremajakan skuad.
Menit demi menit berlalu, gelombang serangan Spanyol tak kunjung reda. Sedikit kesalahan bisa membuat Swedia kecolongan.
Tusukan-tusukan Alba, Pedri, dan Koke beberapa kali menghasilkan umpan yang berpotensi gol. Hanya saja penyelesaian akhir timnas Spanyol menjadi masalah.
Morata, Olmo, Torres, juga Koke gagal menjebol gawang Swedia yang dikawal Robin Olsen. Selain Olsen cukup tangguh, ada pula faktor para pemain Spanyol yang tak mampu memaksimalkan setiap kans yang didapat.
Ibarat peribahasa mati satu tumbuh seribu, begitulah serangan Spanyol yang terus muncul kendati finishing touch tak mampu mengubah skor.
Masalah bagi Spanyol nyaris bertambah seandainya tendangan Alexander Isak tidak diblok Marcos Llorente pada menit-menit akhir babak pertama.
Di babak kedua Spanyol tak kendur memainkan possesion football. Pendekatan yang sama seperti di babak pertama, yang sayangnya dibarengi dengan kualitas penyelesaian akhir serupa pula di 45 menit pertama.
 Ferran Torres (kiri), salah satu pemain muda yang dipercaya Luis Enrique tampil dalam laga pertama Spanyol di Euro 2020. (Pool via REUTERS/DAVID RAMOS) |
Pergantian pemain menjadi cara Enrique mendobrak jalan buntu. Thiago Alcantara, Pablo Sarabia, Oyarzabal, Gerard Moreno dan Fabian Ruiz menggantikan beberapa pemain muda, juga Koke dan Morata.
Tak ada perubahan berarti dari pergantian tersebut. Spanyol yang terus menekan kembali menemukan masalah pada penyelesaian akhir. Sarabia dan Moreno tak beda dengan Olmo atau Morata yang gagal memanfaatkan peluang.
Sementara di kubu lawan, Isak hampir membuat Spanyol menangis. Pergerakan pemain keturunan Eritrea itu dalam serangan balik bisa menjadi assist seandainya Marcus Berg bisa mencetak gol.
Hingga laga bubar tak ada gol tercipta. Penguasaan bola Spanyol menjadi mubazir. Statistik pengendalian bola sebanyak 85 persen berbanding 15 persen tak berpengaruh pada poin. Spanyol dan Swedia sama-sama hanya membawa pulang satu poin.
Aksi pemain-pemain muda Spanyol masih ditunggu dua laga lagi melawan Polandia dan Slovakia.
"Kami memiliki pemain-pemain muda yang ingin berkembang dan lapar. Saya tak tahu seberapa jauh kami bisa melangkah, apakah sampai final, atau hanya semifinal, atau perempat final, tau bahkan tidak lolos fase grup."
"Tetapi satu hal yang saya tahu kami akan menjadi tim tangguh yang membuat lawan tidak nyaman," ujar Enrique beberapa waktu lalu sebelum Euro berlangsung.
Ucapan Enrique benar-benar diwujudkan dalam laga melawan Swedia. Lawan dibuat tak nyaman, namun kegagalan mencetak gol juga menjadi masalah tersendiri.
Ya, Enrique dan Shin punya problem masing-masing dengan proyek regenerasi yang tak selalu berjalan mulus.