Pelatih timnas Denmark, Kasper Hjulmand masih kesal dengan kebijakan Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA) di Euro 2020 (Euro 2021) usai salah satu pemainnya, Christian Eriksen pingsan di lapangan akibat henti jantung.
Menurut dia, kebijakan UEFA yang memutuskan melanjutkan pertandingan antara Denmark dan Finlandia dinilai tidak tepat.
"Pemimpin yang benar seharusnya mengirim pulang para pemain dengan bus," kata Hjulmand seperti dilansir Associated Press, Selasa (15/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat peristiwa itu terjadi, UEFA memberikan pilihan kepada Denmark untuk melanjutkan pertandingan yang digelar pada Sabtu (12/6), atau dilanjutkan sehari kemudian.
Menurut Hjulmand, pilihan yang diberikan UEFA memicu amarah rakyat Denmark.
"Kalau ada kasus corona masih memungkinkan menunda pertandingan selama 48 jam. Namun dengan kasus henti jantung, seharusnya itu tidak dilakukan," ujar Hjulmand.
Menanggapi kritik itu, UEFA menyangkal tidak menempatkan para pemain Denmark di bawah tekanan untuk melanjutkan pertandingan melawan Finlandia.
"UEFA menangani permasalahan itu dengan baik karena situasi yang sensitif dan demi para pemain. Keputusan mengulang pertandingan diambil setelah kedua tim meminta untuk menyelesaikan pertandingan pada malam itu," demikian isi pernyataan pers UEFA.
UEFA menyatakan mereka tidak punya banyak pilihan saat itu karena aturan yang mengikat jika para pemain memilih menunda pertandingan selama 48 jam.
Dalam pertandingan itu, Denmark kalah 0-1 dari Finlandia. Mereka kini berupaya bangkit menghadapi Belgia di pertandingan selanjutnya.
![]() |
Eriksen kini berangsur pulih meski harus dirawat dan menjalani serangkaian pemeriksaan di rumah sakit.
(ayp)