ANALISIS

Teriakan Nyaring Rindu Juara dari Italia

ptr | CNN Indonesia
Kamis, 17 Jun 2021 06:25 WIB
Di Euro 2020 (Euro 2021) Timnas Italia menunjukkan mereka tak sekadar rindu berlaga di turnamen besar, melainkan juga rindu juara.
Timnas Italia merayakan gol lawan Swiss. (Pool via REUTERS/RICCARDO ANTIMIANI)
Jakarta, CNN Indonesia --

Timnas Italia jadi negara pertama yang lolos ke 16 besar Euro 2020 (Euro 2021). Italia seolah meneriakkan bahwa mereka bukan hanya sekadar rindu turnamen melainkan juga rindu juara.

Italia mampu mengalahkan Swiss dengan skor telak 3-0. Catatan ini membuat Italia mengantongi poin sempurna dari dua laga, mengantongi tiket 16 besar, sekaligus meraih kemenangan telak 3-0 di dua laga tersebut.

Dalam laga lawan Swiss, Italia terbukti mampu meredam permainan lawan hingga Swiss benar-benar tidak berkutik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di babak pertama, lini belakang Italia berhasil membuat Swiss tak mampu melakukan tembakan ke gawang. Kuartet bek Italia di bawah komando Leonardo Bonucci mampu melaksanakan tugas dengan baik.

Ketika Giorgio Chiellini ditarik keluar pada menit ke-24, Francesco Acerbi juga bisa menjalankan tugasnya dengan baik sebagai pengganti Chiellini.

Kehebatan Italia meredam serangan Swiss tak semata lantaran peran kuartet lini belakang. Tiga gelandang Italia yang tampil sebagai starter di duel lawan Swiss, yaitu Nicola Barella, Jorginho, dan Manuel Locatelli benar-benar berhasil memenangkan pertempuran di lini tengah.

Para barisan gelandang itu juga rajin dalam melakukan pressing dan mengejar untuk upaya recovery tiap kali Italia kehilangan bola.

Soccer Football - Euro 2020 - Group A - Italy v Switzerland - Stadio Olimpico, Rome, Italy - June 16, 2021 Italy's Manuel Locatelli celebrates scoring their second goal Jorginho and Nicolo Barella Pool via REUTERS/Riccardo AntimianiTrio gelandang Italia mempunyai peran penting lumpuhnya alur serangan Swiss yang hanya mencatat satu tembakan tepat sasaran. (Pool via REUTERS/RICCARDO ANTIMIANI)

Alur yang sama kembali terjadi di babak kedua. Meski melakukan sejumlah pergantian pemain, Swiss pada akhirnya hanya mampu melepaskan satu tembakan tepat sasaran ke gawang Italia.

Momen berharga Swiss itu datang di menit ke-64 saat Steven Zuber melepaskan tendangan dari jarak cukup dekat. Tetapi Gianluigi Donnarumma yang sudah menanti kesempatan beraksi tampil sigap dan berhasil mementahkan tendangan tersebut.

Cara Italia bertahan dan meredam serangan lawan pada akhirnya juga berdampak positif pada serangan 'Gli Azzurri'. Manuel Locatelli tampil luar biasa di laga ini dengan torehan dua gol yang dicetaknya.

Di balik gol pertama, Locatelli mengirim long pass ke posisi Domenico Berardi yang berdiri bebas di sisi kiri pertahanan Swiss. Setelah itu, Locatelli ikut berlari maju sehingga akhirnya ia bisa mencetak gol memanfaatkan umpan Berardi.

Banner Euro 2020

Pada proses gol kedua, Locatelli menunjukkan akurasi tembakan jarak jauh miliknya di menit ke-52.

Keunggulan 2-0 plus perkembangan permainan yang benar-benar ada di tangan Italia bahkan membuat Roberto Mancini sudah berani melakukan eksperimen di 20 menit akhir pertandingan.

Mancini memasukkan Rafael Toloi sehingga Italia tampil dengan formasi tiga bek sejajar dalam skema 3-5-2.

Dan ketika Swiss sudah di ambang putus asa, Ciro Immobile memberikan hukuman tambahan lewat gol ketiga untuk Italia di menit ke-89.

Soccer Football - Euro 2020 - Group A - Italy v Switzerland - Stadio Olimpico, Rome, Italy - June 16, 2021 Italy's Nicolo Barella in action with Switzerland's Xherdan Shaqiri Pool via REUTERS/Alberto LingriaXherdan Shaqiri dan kawan-kawan tak leluasa menyerang Italia. (Pool via REUTERS/ALBERTO LINGRIA)

Italia benar-benar menyajikan permainan yang layak dipuji. Meredam hingga membuat lawan kesulitan melepaskan tembakan, lalu memiliki alur serangan yang berbuah tiga gol dalam dua laga berurutan.

Italia menunjukkan rasa lapar mereka untuk bermain di turnamen besar setelah gagal lolos ke Piala Dunia 2018. Italia terakhir kali mengangkat trofi juara pada Piala Dunia 2006 dan hanya pernah satu kali mengecap gelar Piala Eropa yaitu pada Euro 1968.

Seolah tak hanya sekadar ingin meramaikan kompetisi, Italia menunjukkan permainan yang mencerminkan sebuah ambisi tinggi.

Bersambung di halaman kedua...

Kelemahan-kelemahan Italia

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER