Kemampuan mencetak dua gol di babak kedua dan membalikkan skor menjadi 3-1 membuat Spanyol terlena. Jarak dua gol gagal dipertahankan.
Mislav Orsic kemudian membunyikan alarm Spanyol dengan gol pada menit ke-85. Saat Spanyol belum benar-benar bangun, Kroasia yang kembali mendapatkan angin kedua kembali membobol gawang La Furia Roja pada masa injury time.
Spanyol akan mendapat cerita lain seandainya peluang-peluang Kroasia di awal babak perpanjangan waktu berujung gol. Perubahan gaya main Kroasia yang frontal membuat Spanyol terguncang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tetapi di sisi lain, permainan terbuka Kroasia menyediakan ruang di lini belakang. Spanyol memanfaatkan celah itu dan kembali mencetak dua gol. Keunggulan dua gol kali ini bisa dijaga hingga wasit meniup peluit panjang.
Kesalahan di berbagai lini, yang diperlihatkan jelas dalam laga melawan Kroasia, wajib dibenahi Spanyol jika ingin kembali mengulang prestasi 1964, 2008, dan 2012.
Spanyol masih menunjukkan permainan yang kurang meyakinkan, sama seperti sejak fase grup, padahal lawan yang dihadapi bukan tim unggulan. Jika bertemu kesebelasan yang solid, langkah Spanyol bisa kelar.
![]() |
Spanyol tak kehilangan identitas sebagai kesebelasan yang identik dengan permainan penguasaan bola. Dominasi Koke cs selalu terlihat dalam laga-laga di Euro 2020. Sayangnya hal itu tidak dibarengi dengan efektivitas permainan.
Lima gol dari 23 tembakan yang dibuat Spanyol menunjukkan konversi gol yang lebih rendah ketimbang Kroasia yang bisa mencetak tiga gol dari 12 tembakan.
Spanyol pun gagal memaksimalkan situasi bola mati, khususnya dari tendangan sudut. Dari delapan sepak pojok, akurasinya hanya mencapai 38 persen.
Ketergantungan Busquets
Peran sentral Busquets sebagai pengatur permainan terlihat dengan ratusan umpan yang dikirimkan. Catatan jumlah operan Busquets hanya kalah dari Aymeric Laporte. Ini menandakan Spanyol kerap membangun serangan dari bawah.
Jumlah sentuhan Cesar Azpilicueta yang berada di sektor kanan juga menandai Spanyol cukup dominan di sisi kanan, namun bisa saja berubah seandainya Jordi Alba main sejak awal sehingga bisa memberi opsi lain. Di luar itu, Jose Gaya cukup terlibat aktif dalam penyerangan.
Satu hal yang masih terlihat positif adalah kinerja para pemain Spanyol dalam bertahan. Menghadapi Kroasia yang mengandalkan kemampuan dribel beberapa pemain, Spanyol masih mampu meredam dengan tekel yang akurat.
Lagi-lagi Busquets memegang peranan penting menjadi pelindung di depan garis pertahanan Spanyol dengan menjadi pemain yang paling sering melakukan tekel.
Ancaman akan datang ketika Busquets harus absen, seperti yang sudah terjadi dalam dua laga awal Spanyol ketika ditahan imbang Swedia dan Polandia.
(jal)