Pada 2 Oktober 2014, ia dikontrak empat pertandingan UFC. Debutnya dalam ajang termegah MMA itu dimulai pada 23 Mei 2015 melawan Leo Kuntz dalam UFC 187. Makhachev menang submission pada ronde kedua di MGM Grand Garden Arena, Las Vegas.
Namun, karier Makhachev tidak semulus Khabib. Dalam pertarungan UFC 192 atau duel keduanya di UFC pada 3 Oktober, ia kalah knock out (KO) lewat pukulan saat menghadapi Adriano Martins hanya dalam tempo 1 menit 46 detik ronde pertama.
Setelah itu Makhachev tak pernah lagi kalah. Sejak 2016 hingga 2021, Makhachev memenangi tujuh laga. Rentetan kemenangan ini membuat namanya makin harum dan digadang-gadang bakal melanjutkan supremasi Khabib.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berkarier di UFC, Makhachev juga terjun dalam kejuaraan sambo. Salah satu prestasi tertingginya adalah meraih medali emas dalam kejuaraan dunia sambo pada 2016 untuk kelas di bawah 74 kilogram (kg). Gelar ini membuatnya makin kuat.
Menjelang UFC 259, saat Makhachev akan bertarung dengan Drew Dober, Khabib membuat penyataan yang jadi sorotan. Juara kelas ringan tak terkalahkan itu menyebut Makhachev akan menjadi juara di kelas yang sudah ditinggalkannya itu.
"Anda [Islam Makhachev] memiliki potensi, disiplin, dan mentalitas seorang juara. Saya sangat percaya Anda akan menjadi yang terbaik di dunia," kata Khabib melalui media sosial Instagram pada 7 Maret 2021.
Akankah Makhachev lepas dari bayang-bayang kisah sukses Khabib dan menjadi petarung besar atas namanya sendiri di UFC? Jalan itu akan terbuka jika penghuni peringkat ke-9 kelas ringan UFC ini menghabisi Thiago Moises.
Jika Makhachev bisa memenangkan pertarungan UFC Fight Night nanti, lawan-lawan tangguh seperti Dan Hooker, Rafael dos Anjos, Michael Chandler, Tony Ferguson, hingga Justin Gaethje, kemungkinan besar ditawarkan dan peluang menuju juara kelas ringan terbuka bagi anak didik Khabib ini.
(abd/nva)