Hendra Setiawan berpeluang menciptakan rekor di Olimpiade Tokyo 2020 yang akan sulit dipecahkan dalam cabang badminton Olimpiade.
Hendra akan melakoni Olimpiade ketiganya setelah tampil di Olimpiade Beijing 2008 dan Olimpiade Rio 2016. Tampil bersama Mohammad Ahsan, Hendra berstatus unggulan kedua pada nomor ganda putra bulutangkis Olimpiade Tokyo.
Dikutip dari situs resmi BWF, Hendra bukan satu-satunya atlet badminton di Olimpiade Tokyo yang merupakan alumni dari Olimpiade Beijing. Masih ada nama Raul Must (Estonia), Pablo Abian (Spanyol), Kevin Cordon (Guatemala) dan Tien Minh Nguyen (Vietnam).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Hendra merupakan satu-satunya pebulutangkis di Olimpiade Tokyo yang mampu meraih medali pada Olimpiade 2008. Ketika itu atlet badminton 36 tahun itu merebut medali emas bersama mendiang Markis Kido usai mengalahkan Cai Yun/Fu Haifeng dari China.
![]() |
Situs BWF melansir, Hendra berpeluang menciptakan rekor luar biasa yang sulit atau bahkan mustahil dipecahkan. Jika sukses meraih medali di Olimpiade Tokyo, Hendra akan menjadi atlet badminton pertama yang mampu merebut medali Olimpiade dalam rentang waktu 13 tahun.
Pandemi Covid-19 membuat Olimpiade Tokyo diundur satu tahun. Kondisi itu membuat pebulutangkis-pebulutangkis lain harus melalui lima edisi Olimpiade untuk bisa memecahkan rekor rentang waktu 13 tahun meraih medali yang bisa dilakukan Hendra di Olimpiade Tokyo.
"Pencapaian podium akan memberi [Hendra] keabadian bulutangkis, karena itu adalah prestasi yang tidak mungkin ditandingi. Pandemi global Covid-19 melahirkan jarak lima tahun yang aneh antara Olimpiade [Rio 2016] dan ini [Tokyo 2020], dan itu berarti bagi seorang pebulutangkis untuk memecahkan rekor perolehan medali Setiawan dalam selisih 13 tahun, mereka mungkin perlu lolos ke lima edisi Olimpiade," tulis BWF.
BWF juga menyebut torehan medali emas di Olimpiade Tokyo akan terasa indah bagi Hendra Setiawan. Raihan itu akan jadi penghormatan untuk Markis Kido yang meninggal pada 14 Juni lalu.
(har)