Peringkat 5 dunia kelas +87 kg di Olimpiade Tokyo 2020, bagaimana rasanya?
Saya tidak menyangka sambutannya luar biasa sekali yang saya dapat. Saya minta maaf karena belum bisa kasih medali, tapi saya coba kasih yang terbaik buat Indonesia. Buat saya sudah seperti mimpi rasanya, karena semua atlet pasti sangat ingin tampil di Olimpiade.
Mungkin waktunya belum pas sekarang, padahal kalau dari persiapan saya merasa sudah cukup. Tapi ini juga sejarah, karena Indonesia baru kali ini meloloskan atlet angkat besi di kelas berat. Untuk dapat tiket saja perjuangannya luar biasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kalau dari segi mental saya sebenarnya sudah biasa saja, karena juga sudah beberapa kali ikut di kejuaraan internasional. Nervous itu biasa karena ini Olimpiade yang dinanti-nanti. Sampai sekarang masih berasa mimpi, kemarin masih di Jepang, sekarang sudah di Indonesia lagi.
Bagaimana tanggapan anda yang dihujat netizen gara-gara lepas hijab saat bertanding?
Pertama, ini pribadi saya pakai hijab. Di Islam, khususnya di Aceh, wanita muslim itu wajib berjilbab. Tapi kalau pas main, saya lebih berpikir kembali ke masing-masing orangnya saja.
Saya memutuskan untuk melepas jilbab saat bertanding dan latihan. Saya tahu itu ada yang komentar negatif tapi ada juga yang positif. Dan saya sudah bilang dan izin ke kedua orang tua soal keputusan saya ini. Kata Mama saya, mungkin jalannya begitu. Orang tua saya sudah mengerti.
Sebenarnya saya bisa saja bertanding tetap pakai hijab, tapi saya kan badannya gendut memang jadi engap, takut kena besi bajunya ketarik. Sekarang memang sudah ada baju dan jilbab untuk olahraga, nanti Insya Allah mungkin ke depannya saya bisa pakai jilbab saat bertanding.
Di angkat besi, yang saya tahu tidak ada larangan untuk pakai jilbab. Atlet-atlet Iran, mereka tetap pakai jilbab. Tapi saya, belum bisa. Mungkin karena saya belum terlalu nyaman.
![]() |
Bagaimana reaksi Anda terhadap orang yang body shaming [menjelek-jelekan bentuk tubuh] terhadap anda?
Saya kalau diomongin karena tidak pakai jilbab saya tidak apa-apa. Tapi asal jangan pernah body shaming terhadap saya, jangan pernah orang tua saya disenggol, saya benci itu.
Saya juga sudah dengar video yang bilang 'si kurus lewat'. Itu bercanda. Saya tidak apa-apa. Saya juga tahu siapa yang ngomong itu kok.
Kalau ada yang seperti itu saya jawab saja "iya benar memang, kalau di luar negeri saya paling kecil di banding lawan-lawan" karena kan memang benar begitu.
Saya sedih dan kesal kalau dibilang 'sudah gendut, banyak makan, jelek kaya kerbau' mereka tidak tahu untuk bisa ada di sini perjuangannya seperti apa.
Tapi orang tua saya bilang, biarkan saja. Tidak apa-apa, saya dengan jalan saya sendiri, tidak ganggu orang lain. Saya tetap dengan tujuan saya, terserah orang mau bilang apa.
Harapan anda ke depan soal karier di angkat besi?
Harapannya semoga bisa lolos ke Olimpiade Paris 2024 dan mendapatkan hasil yang lebih baik dari Olimpiade Tokyo 2020. Semoga saya bisa memberikan yang terbaik dan lebih baik lagi ke depannya.
Apalagi saya menjadi lifter pertama dari Aceh dan atlet pertama dari Aceh yang tampil di Olimpiade setelah Alkindi, atlet anggar di Olimpiade Seoul 1988. Sudah 33 tahun lalu, bahkan ketika saya belum lahir.
Rasanya tidak bisa diungkapkan, terharu seperti mimpi. Saya akan tetap bermimpi bisa ke Olimpiade lagi, saya tidak pulang ke Aceh setelah ini. Saya langsung latihan lagi, saya mau kasih yang lebih baik lagi.