Ketua NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari menyebut permasalahan sanksi World Anti Doping Agency (WADA) jadi momentum untuk memperbaiki tata kelola Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI).
Okto yang bertugas sebagai Ketua Satgas menyatakan tugas utama tim yang dibentuk olehnya bukan hanya berusaha agar sanksi secepatnya dicabut oleh WADA.
Okto menyebut hukuman yang diberikan WADA bisa jadi cerminan bagaimana LADI sebagai lembaga bisa bergerak dan bersikap.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita akan berjuang agar bendera Merah Putih bisa kembali berkibar. Tujuan kami juga bukan hanya mencabut sanksi WADA."
"Tim kerja ini punya tujuan yang lebih jauh lagi, memastikan LADI jadi lembaga yang independen dan bekerja secara profesional. Melalui momentum ini, kita pastikan LADI bisa jadi lembaga independen untuk anti doping yang modern," ucap Okto dalam acara Chatroom di CNN Indonesia.
Okto memastikan bahwa permasalahan yang ada antara LADI dengan WADA bukan hanya sekadar sampling terkait tes doping.
"Begitu kita perdalam, ternyata bukan hanya sekadar sampling. Ternyata ada syarat lain yang harus dipenuhi supaya Indonesia tak terkena sanksi," tutur Okto.
Saat ini, Tim yang dibentuk untuk menangani permasalahan ini terus mengumpulkan informasi-informasi yang ada di tubuh LADI. LADI sendiri baru mengalami pergantian kepengurusan pada tiga bulan lalu.
"Pengurus LADI yang sekarang baru berumur tiga bulan. Proses transisi ada kendala. kita melihat bahwa ada dua permasalahan yaitu administratif dan teknis.
"1 Oktober saya mengingatkan teman-teman dari LADI, tanggal 6 Oktober bakal jatuh sanksi. LADI bilang sedang dikejar. Ternyata tanggal 7 tetap jatuh sanksi. Banyak masalah tertunda yang masih belum selesai, sejak 2018. Ada kaitan administrasi, data entry, dan lain-lain," kata Okto yang bakal pergi ke markas International Olympic Committe (IOC) usai menghadiri pertemuan dengan perwakilan NOC tiap negara akhir bulan ini.
(ptr/jun)