Badan Anti Doping Dunia (WADA) sekurangnya sudah tiga kali menegur Indonesia soal kepatuhan program anti doping. Dua kali lolos tetapi sekali ini jatuh sanksi yang membuat Indonesia tanpa bendera saat juara Thomas Cup 2020 (2021).
Pada 19 Oktober 2016, WADA bersurat ke Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI). Isinya peringatan kepada Indonesia untuk segera mematuhi program doping. Indonesia diberi waktu hingga 10 November untuk mengklarifikasi.
Indonesia tak sendiri. WADA juga mengirim surat peringatan yang sama untuk Azerbaijan, Brasil, Yunani, dan Guatemala.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
LADI lantas melapor ke Kemenpora. Langkah sigap ditempuh. Surat penjelasan dikirim pada 20 Oktober. Isinya penjelasan mengapa LADI tak bisa memenuhi program 3.000 sampel doping dalam setahun.
Tak hanya mengirim surat, Deputi IV Kemenpora saat itu Gatot S Dewa Broto sampai terbang ke pertemuan tahunan WADA. Ini dilakukan Kemenpora untuk menyelamatkan status Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018.
Sanksi WADA akhirnya direvisi dan Asian Games 2018 selamat: tetap berlangsung di Jakarta dan Palembang.
Indonesia juga pernah diperingatkan WADA pada Mei 2021. LADI diberi waktu hingga 31 Mei 2021 untuk mengklarifikasi. Itu terjadi dalam suasana bulan puasa. Surat klarifikasi lantas dikirim pada malam Idul Fitri. Indonesia selamat lagi.
Bak muda-mudi berpacaran, 'surat cinta' dari WADA datang lagi pada 15 September. Isinya tak jauh berbeda dengan dua surat sebelumnya: peringatan akan program anti doping.
Indonesia, dalam hal ini LADI, diminta memberi klarifikasi atas anggapan tidak patuh pada program doping, karena hanya sekitar 70-an sampel yang baru diserahkan dari seharusnya sekitar 300-an sampel.
Tidak seperti dua kisah sebelumnya, kali ini 'surat cinta' WADA tak berbalas. Menpora Zainudin Amali, dalam jumpa pers pada 8 Oktober 2021 mengatakan pergantian kepengurusan LADI menjadi salah satu kendala.
"Kita baru saja ada restrukturisasi [LADI], sehingga LADI tidak cepat merespons. Saya juga tahunya baru tadi. Mudah-mudahan bisa teratasi, kita benahi semuanya urusan manajemen LADI," kata Amali dalam jumpa pers pada 8 Oktober.
Mengacu Keputusan Menpora Nomor 53 Tahun 2021 pada 30 Juni 2021, ditetapkan kepengurusan LADI yang baru. Musthofa Fauzi menjadi Ketua Umum Harian LADI periode 2021-2025 menggantikan Junaidi yang mundur.
Musthofa dan kawan-kawan ditunjuk Menpora untuk mengisi kekosongan kepengurusan yang gonta-ganti setelah keluarnya Keputusan Menpora Nomor 33 Tahun 2020. Dalam keputusan itu ada 11 orang yang diberhentikan termasuk Taufik Hidayat.
Ini jadi awal bencana jatuhnya sanksi WADA untuk olahraga Indonesia. 'Surat cinta' WADA tak direspons LADI hingga batas waktu yang ditentukan sehingga bendera merah putih akhirnya tak bisa berkibar saat juara Thomas Cup 2020 (2021) di Denmark.