Evaluasi PBSI Usai Tanpa Wakil di Final Denmark Open
PBSI memberikan evaluasi mengenai penampilan pemain Tim Merah Putih yang gagal melangkah ke final Denmark Open 2021 di Odense Sport Park, Minggu (24/10).
Sejumlah wakil Indonesia di Denmark Open tumbang sebelum sampai semifinal. Hanya Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti yang sampai di semifinal dan kalah rubber game 21-16, 17-21, 20-22 dari Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai.
Menurut Manajer Tim di Denmark Open, Aryono Miranat, penampilan pemain Indonesia di Denmark Open tidak maksimal karena kelelahan usai maraton dari Piala Sudirman hingga Thomas dan Uber Cup.
"Tenaga dan stamina tidak cukup untuk kembali tampil maksimal di Denmark Terbuka yang juga melibatkan pemain top dunia," ucap Aryono.
Aryono menyebut Jonatan Christie dan Anthony Ginting memaksakan tampil di Denmark Open dengan kondisi cedera yang didapat di Thomas Cup.
"Bahkan ada beberapa pemain yang mengalami cedera dan tidak mampu meneruskan pertandingan. Pemain seperti Anthony Ginting dan Jonatan Christie mengalami cedera yang sebenarnya didapat saat tampil di Piala Thomas sebelumnya," tutur Aryono.
"Mereka ngotot dan tampil habis-habisan di Piala Thomas karena motivasi untuk juara begitu besar, mengalahkan rasa sakitnya," kata Aryono menambahkan.
Jonatan Christie tumbang di perempat final. Ganda putra Fajar Alfian/M Rian Ardianto dan M Shohibul Fikri/Bagas Maulana juga terhenti di perempat final.
Pencapaian serupa dialami ganda putri peraih medali emas Olimpiade, Greysia Polii/Apriyani Rahayu yang kandas di babak 8 besar.
Bahkan, pasangan nomor 1 dan 2 dunia, Kevin Sanjaya/Marcus Gideon serta Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan terhenti sebelum sampai perempat final. Anthony Ginting juga harus menyudahi penampilan di Denmark Open sejak babak pertama karena cedera.
Fikri/Bagas yang mengalahkan Kevin/Marcus di babak kedua harus tunduk dari unggulan 8 asal Denmark, Kim Astrup/Anders Rasmussen.
"Sedang para pemain pelapis yang baru merasakan bisa bermain di turnamen world tour level 1000, beberapa ada yang menunjukkan permainan yang baik. Hanya saja, faktor pengalaman bertanding yang masih kurang, mereka pada poin-poin akhir sering terburu-buru dan banyak melakukan kesalahan sendiri," ujar Aryono.
"Mereka kurang tenang. Ini memang berhubungan erat dengan jam terbang pengalaman. Walaupun kalah, hal tersebut tetap ada sisi positifnya bagi mereka untuk bisa menambah jam terbang dan pengalaman karena kalahnya oleh pemain-pemain top level dunia," kata Aryono melanjutkan.