ANALISIS

Memeras Keringat yang Nyaris Tak Tersisa di Turnamen BWF

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Senin, 01 Nov 2021 17:25 WIB
Jonatan Christie mengalami cedera sehingga mundur dari Denmark Open. (AP/Claus Fisker)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah pemain badminton dunia bekerja keras sejak akhir September hingga saat ini. Kelelahan dan potensi cedera membayangi mereka.

Sejak Piala Sudirman 2021 digelar mulai 26 September, tercatat sejumlah pemain sudah terus tampil hingga berakhirnya turnamen French Open 2021 pada Minggu (31/10). Bahkan sejumlah pemain masih terus melanjutkan aksi mereka di German Open, 2-7 November pekan ini.

Banyak pemain yang tak berhenti beraksi dari Piala Sudirman hingga French Open, mulai dari pemain-pemain Jepang, Malaysia, dan tentu saja Indonesia.

Efek dari panjangnya turnamen sudah mulai terlihat langsung di lapangan. Salah satu contohnya ada pada laga Kento Momota vs Kanta Tsuneyama di semifinal French Open.

Momota merasakan ada masalah dengan tubuhnya. Ia sempat beristirahat dan berkonsultasi sebelum memilih melanjutkan permainan.

Dalam aturan BWF, mundur saat menghadapi lawan dari negara yang sama berarti poin yang telah ia kumpulkan di turnamen tersebut hangus.

Momota sempat coba melanjutkan pertandingan sebelum akhirnya mengikhlaskan poin miliknya di French Open hangus karena ia memilih mundur di awal gim ketiga.

Bukan hanya Momota, Viktor Axelsen yang tampil solid sejak Sudirman Cup dan Thomas Cup, hingga Denmark Open, akhirnya mundur di French Open saat menghadapi Heo Kwang Hee di babak pertama.

Belum lagi momen saat Anthony Ginting dan Jonatan Christie harus memutuskan mundur saat bertanding di Denmark Open pekan sebelumnya. Ginting dan Jonatan lalu pulang dan membatalkan keikutsertaan mereka di French Open.

Ada pula An Se Young yang tak kuat lagi bertanding di final Denmark Open saat berduel lawan Akane Yamaguchi meski kemudian bisa kembali bermain lagi di French Open.

Memang di luar sejumlah kasus pemain yang mundur karena cedera dan kelelahan, ada pemain yang tampil prima seperti Akane dan Yuta Watanabe/Arisa Higashino.

Namun rentetan turnamen penuh sejak 26 September hingga saat ini adalah pola jadwal yang jelas tidak masuk akal. Dan yang lebih penting, sulit untuk mencari solusi di tengah situasi yang tak pasti saat ini.

Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>

Padat Merayap hingga Kejuaraan Dunia


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :