Pemain PPSM Sakti Magelang Odsantino Berti yang mendapat tendangan brutal di area dada dan leher dalam laga Liga 3 Jawa Tengah (Jateng) juga berprofesi sebagai pedagang soto di Yogyakarta.
Pemuda kelahiran Sleman, 31 oktober 2000 mengawali karier sepak bolanya sebagai pemain Sleman United. Ia dominan berposisi sebagai bek tengah, meski bisa tampil di posisi bertahan lainnya.
Selama masa pandemi Covid-19 yang membuat sepak bola Indonesia mati suri, Odsantino menggeluti bisnis soto. Warung soto dengan nama Soto Ijo Monjali ini berada di Jalan Nglempongsari, Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Soto Ijo Monjali ini bisnis keluarga. Saya ikut terjun di dalamnya. Saat pandemi kemarin saya ikut jualan solo dan bisnis online saya sendiri sambil nyambi jaga kondisi," kata Odsantino kepada CNNIndonesia.com.
Sebagai pemain berstatus amatir, karena tampil di Liga 3, memiliki bisnis sampingan di luar sepak bola merupakan keharusan. Ini karena durasi kontrak sangat pendek dan bayarannya tak sebanding dengan pemain di Liga 2 dan Liga 1.
Berbeda dengan membela klub profesional, dalam hal ini klub Liga 1 dan Liga 2. Jika tak memiliki usaha atau bisnis sampingan, pemasukan dari menekuni karier sepak bola tidak akan cukup.
Terkait dengan pembiayaan pengobatan karena aksi brutal pemain Persak Kebumen, ia tak tahu pasti. Namun, perwakilan klub telah menemuinya bersama Walikota Magelang di tempat ia dirawat pada Selasa (2/11) siang.
"Untuk pengobatan sepertinya iya [ditanggung klub]," ucapnya tak yakin. "Kalau tidak dari tim, langsung dari walikota. Tadi sempat dijenguk Walikota Magelang," ucap Odsantino melalui pesan WhatsApp.
Odsantino mendapat aksi brutal tersebut dari pemain Persak di Stadion Moch Soebroto, Magelang, Senin (1/11). Odsantino mendapat tendangan yang membuatnya dilarikan ke rumah sakit.
Pertandingan ini akhirnya dimenangkan Persak dengan skor 2-0. Pertandingan terpaksa dihentikan pada menit ke-86 karena PPSM menolak melanjutkan pertandingan, karena kecewa dengan keputusan wasit.
Wasit Doma Saputra hanya mengganjar Tri kartu kuning atas tindakan brutalnya tersebut meski terjadi di depan mata. Asprov PSSI Jateng memastikan kasus ini akan disidangkan.