Jika Manchester United adalah Orion: rasi bintang sang pemburu (gelar), Ole Gunnar Solskjaer adalah Canis Minor. Ia adalah anjing kecil dari versi canis mayor atau 'anjing besar' Sir Alex Ferguson.
Pada musim pertama bersama Man Utd pada 1986, Ferguson membawa Man Utd bertengger di peringkat ke-11. Musim setelahnya jadi runner-up, kemudian kembali ke-11, dan anjlok hingga posisi ke-13 pada musim 1989/1990.
Musim setelahnya naik ke-6, lantas runner up pada musim berikutnya, dan akhirnya menjuarai kompetisi pada musim 1992/1993. Ferguson butuh waktu tujuh musim untuk bisa menjuarai Liga Inggris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Situasi The Red Devils era itu dan dekade ini memang kontradiktif, tetapi ada benang merahnya. Mengembalikan DNA juara Man Utd setelah era Ferguson butuh kesabaran dan ketelatenan tak ikut arus jalan pintas.
Ini diutarakan Gary Neville. Rekan Solskjaer saat aktif sebagai pemain, ini menilai Man Utd tak harus memecat Solskjaer. Kisah Louis van Gaal, Jose Mourinho, dan David Moyes bisa menjadi cerminan.
![]() |
"Mereka memiliki silsilah lebih baik daripada Ole Gunnar Solskjaer, tetapi Solskjaer berada di urutan kedua liga [musim lalu] dan telah mendapatkan posisi sehingga tidak ada alasan untuk pertanyaan itu [pemecatan]," kata Neville.
Saat ada pergantian pelatih, sejarah mencatat prestasi Man Utd tak terkatrol. Saat David Moyes dipecat dan digantikan Ryan Giggs sebagai caretaker, rapor permainan Man Utd tak otomatis hijau.
Hal sama terjadi saat Van Gaal digantikan Mourinho. Sinyal positif malah terlihat saat Solskjaer datang. The Baby Faced Assassin membuat Man Utd kembali sebagai tim papan atas, bukan papan tengah, walau belum juara.
Berkaca dari musim lalu, perjalanan Harry Maguire dan kawan-kawan pada musim ini tak terlalu buruk. Pada pekan yang sama, ke-11, mereka bertengger di posisi kelima, di atas Manchester City yang akhirnya menjuarai kompetisi.
Bahkan pencapaian musim ini jauh lebih baik dari musim 2019/2020. Pada pekan ke-11, Man Utd bertengger di posisi ke-10 dengan 13 poin. Pada akhir musim Man Utd menempati peringkat ketiga.
Solskjaer mengakui, kekalahan 0-2 dari Man City di kandang bukan hal yang ia inginkan. Gaya bermain Man Utd dalam tiga laga terakhir melawan Tottenham Hotspur, Atalanta, dan Man City juga tak sesuai ekspektasinya.
Jeda kalender FIFA selama dua pekan akan dimanfaatkan untuk introspeksi. Kekalahan 0-5 dari Liverpool dan 0-2 dari Man City akan dijadikan katalisator. Solskjaer yakin Man Utd akan bangkit.
"Kami harus melawan Watford seperti hewan terluka dan kembali ke apa yang kami tahu kami bisa. Sebagai sebuah grup kami mengalami masa-masa sulit, kami melewatinya tetapi ini adalah kemunduran besar," ujar Solskjaer.
Lantas apa cara Solskjaer agar bisa meraih gelar juara musim ini? Dengan lapisan pemain bintangnya, Solskjaer kiranya harus mengikuti 'dansa' si canis major Ferguson. Harmonisasi dan strategi permainan tim wajib dikonstruksi dengan matang.
Pola main yang diterapkan Solskjaer selama ini jadi sasaran kritik fan klub. Bahkan ada satu momen viral Ronaldo memeragakan instruksi Solskjaer yang membingungkan. Kini saatnya si canis minor Solskjaer tiru jalan sukses canis major Ferguson.
Bersambung ke halaman berikutnya...