ANALISIS

Naturalisasi Timnas Era Shin Tae Yong: Cerita Usang atau Sukses Baru?

Jun Mahares | CNN Indonesia
Kamis, 06 Jan 2022 07:15 WIB
Proyek naturalisasi pemain Timnas Indonesia kembali mengemuka. Namun, era Shin Tae Yong tak sama dengan program gagal di masa lalu.
Raphael Maitimo pernah mewarnai Timnas Indonesia. (AFP PHOTO/MOHD RASFAN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Penggemar Timnas Indonesia pernah trauma dengan proyek naturalisasi gagal yang pernah diusung PSSI. Kali ini federasi kembali menggaungkan proyek serupa, namun tak sama.

Bangsa ini jelas tak lupa bagaimana PSSI bersikeras meng-Indonesia-kan para pemain yang dianggap punya kualitas lebih baik dari talenta lokal.

Nama-nama seperti Kim Jeffrey Kurniawan, Stefano Lilipaly, Raphael Maitimo, Jhonny van Beukering, Tonnie Cusell, hingga Diego Michiels jadi rombongan pertama yang dinaturalisasi dalam jumlah besar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari semua nama tersebut, hanya Lilipaly yang paling sering diandalkan di Timnas Indonesia. Sisanya tak banyak dipakai skuad Garuda bahkan Beukering dan Cussel terpaksa pulang kampung karena tak laku di Indonesia.

Rombongan ini sempat jadi polemik seiring dengan konflik dualisme PSSI yang terjadi pada 2012. PSSI kubu Djohar Arifin yang sah di mata FIFA membentuk kompetisi baru Indonesia Premier League (IPL).

Sementara klub-klub Indonesia Super League (ISL) yang berafiliasi kepada KPSI pimpinan La Nyalla Mattalatti, enggan mengizinkan pemain terbaiknya membela Timnas. Hanya Bambang Pamungkas dan Oktavianus Maniani yang memenuhi panggilan Timnas.

Sederet pemain terbaik di tahun itu yang tergabung di klub ISL seperti Boaz Solossa, Ahmad Bustomi, Firman Utina, Kurnia Meiga, Muhammad Roby, dan Hamka Hamzah dilarang memperkuat Timnas Indonesia.

Situasi ini jelas merugikan Timnas Indonesia yang berlaga di Piala AFF 2012. Alhasil Indonesia tak mampu lolos fase Grup B karena kalah bersaing dengan Singapura dan Malaysia.

Program naturalisasi ini berbeda dengan kisah Cristian Gonzales, Greg Nwokolo, Victor Igbonefo, Beto Goncalves, hingga Ilija Spasojevic. Para pemain ini dinaturalisasi lewat syarat lima tahun tinggal di Indonesia.

Pesepak bola Indonesia Stefano Janjte LilipalyStefano Lilipaly jadi salah satu pemain naturalisasi terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Hal serupa juga dialami Otavio Dutra, Fabiano Beltrame, dan teranyar Marc Klok. Tetapi, proses naturalisasi pemain-pemain ini seolah hanya bagian dari upaya klub 'mengakali' kuota pemain asing di Liga 1.

Ezra Walian punya cerita berbeda. Sedari awal pemain jebolan Jong Ajax ini memang tertarik membela negara kelahiran ayahnya yang berasal dari Manado.

Penyerang yang kini bermain di Persib Bandung telah menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) sejak 2017. Namun, Ezra sempat gagal membela Timnas Indonesia di kalender FIFA lantaran naturalisasi belum legal secara hukum FIFA.

Banner Testimoni

Penyerang 24 tahun itu baru benar-benar bisa bermain di 2021 bersama Timnas Indonesia era Shin Tae Yong.

Ezra bersama para pemain muda lainnya menuai pujian meski Timnas Indonesia kembali finis sebagai runner up di Piala AFF 2020 yang digelar 2021.

Baca lanjutan artikel ini di halaman berikutnya>>>

Talenta Lokal vs Naturalisasi

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER