Jakarta, CNN Indonesia --
Harapan demi harapan mewarnai sepak bola dan Timnas Indonesia dalam satu dekade terakhir. Kini harapan itu bernama generasi muda angkatan Marselino Ferdinan.
Marselino adalah pemain Persebaya Surabaya berusia 17 yang sedang menjadi kerlip bintang di pentas Liga 1 2021/2022.
Pemain berposisi gelandang serang, bisa juga sebagai winger, ini telah tampil 13 kali dari 18 laga Bajul Ijo. Dari menit main tersebut Marselino menyumbang tiga gol dan 5 assist untuk Persebaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang menarik gol-gol Marselino cukup spektakuler. Adik kandung pemain Persebaya Oktofianus Fernando ini selalu melesakkan gol lewat tendangan keras terukur. Awalnya terlihat kebetulan, tetapi berulang.
Karena penampilan impresifnya itu pemuda kelahiran Jakarta, 9 September 2004 ini dipanggil Shin Tae Yong ke Timnas Indonesia U-23. Ia masuk skuad dalam kualifikasi Piala Asia U-23 2022 pada 2021 lalu.
Walau menjadi pemain termuda di dalam skuad Garuda Muda, Shin tetap memberi kesempatan Marselino tampil saat dua kali melawan Australia. Debutnya mengecewakan, tetapi di laga kedua lebih percaya diri.
 Marselino Ferdinan memiliki kemampuan menembak dari luar kotak penalti. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma) |
Pemuda yang dinobatkan media Inggris, The Guardian, sebagai salah satu dari 100 pemain muda bertalenta 2021 ini lantas tampil makin matang bersama Persebaya. Sentuhan Aji yang suka talenta muda membuat bakatnya tereksplorasi.
Nama Marselino mulai dikenal publik saat membela Timnas Indonesia U-15 asuhan Bima Sakti pada 2019. Pemain binaan klub internal Persebaya ini jadi tulang punggung tim saat tampil di Piala AFF U-15 2019.
Marselino tak sendiri. Ada sejumlah pemain di bawah 19 tahun lainnya yang juga tampil impresif di pentas kompetisi. Beberapa di antaranya adalah Ronaldo Joybera Kwateh dan Alfriyanto Nico Saputro.
Ronaldo merupakan pemain Madura United dan sudah melakoni sembilan pertandingan Liga 1 2021/2022. Meski belum mencetak gol, pemain berposisi striker ini semakin percaya diri.
Adapun Nico membela Persija Jakarta dan jadi talenta menjanjikan. Nico telah tampil 13 kali pada musim ini dan menyumbang tiga serta satu assist. Ia juga telah menyumbang satu gol untuk Timnas U-19.
Baca kelanjutan berita ini pada halaman berikutnya>>>
Shin Tae Yong dengan terbuka mengatakan bakal memanggil beberapa pemain Timnas U-19 untuk Piala AFF U-23 2022. Walau tak menyebutkan nama, Shin membenarkan salah satu yang akan dipanggil adalah Marselino Ferdinan.
Bukan tanpa sebab Shin mempromosikan pemain U-19 ke U-23 yang akan tampil di Piala AFF dan SEA Games. Pasalnya pada 2023 Indonesia akan bertindak sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, kejuaraan usia muda paling bergengsi.
Karena sistem pembinaan di Indonesia belum koheren, tak semua klub profesional punya basis pembinaan, Shin menempuh potong kompas. Pemain yang dianggapnya berbakat langsung dinaikkan kelas.
Ini lurus dengan kebijakan mengisi Timnas Indonesia dengan skuad muda yang belum genap 23 tahun di Piala AFF 2020.
Pada saat yang sama kontestan Piala Dunia U-20 lainnya diisi pemain-pemain yang telah merasakan kompetisi panjang sejak usia muda. Jika tak ada siasat sejak dini bukan tak mungkin Timnas Indonesia U-20 akan jadi bulan-bulanan lawan.
Harapan Shin, dengan pemain U-19 yang tampil di Piala AFF 2022 dan SEA Games 2021 (2022), kematangan mereka terasah saat bersaing di Piala Dunia U-20 2023.
Selaras dengan konsentrasi Shin terhadap pemain muda, ada program Garuda Select yang menempa pemain muda di Inggris.
 Bagus Kahfi bisa jadi pemain lain yang diandalkan Timnas Indonesia di Piala Dunia U-20. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma) |
Beberapa di antara jebolan Garuda Select yang kini berkarier di Eropa adalah Amiruddin Bagus Kahfi (FC Utrecht), David Maulana dan Brylian Negiehta Aldama (Pomorac 1921).
Kisah Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman yang berkarier di Eropa, juga Asnawi Mangkualam Bahar di Korea Selatan, sedikit banyak mengubah paradigma cara pandang pemain muda Indonesia soal sepak bola profesional.
Sebelum era Egy memang pernah ada Iswadi Idris di Australia, Kurniawan Dwi Yulianto dan Kurnia Sandy di Italia, Bima Sakti di Swedia, dan Rochi Putiray di Hong Kong. Namun gairah 'marantau' saat itu tak sebesar saat ini.
Asia Tenggara yang dalam satu dekade terakhir jadi tujuan menaikkan level karier, bukan lagi target. Generasi muda sepak bola Indonesia dengan tegas mematok Jepang, Korea, dan Eropa sebagai tujuan.
Dan, Marselino Ferdinan bisa menjadi tolok ukur lain generasi muda Indonesia. Ia masih 17 tahun dan bisa berpeluang mengubah lanskap sepak bola Indonesia lewat Piala Dunia U-20 yang tinggal setahun lagi.
[Gambas:Video CNN]