Shin Tae Yong dengan terbuka mengatakan bakal memanggil beberapa pemain Timnas U-19 untuk Piala AFF U-23 2022. Walau tak menyebutkan nama, Shin membenarkan salah satu yang akan dipanggil adalah Marselino Ferdinan.
Bukan tanpa sebab Shin mempromosikan pemain U-19 ke U-23 yang akan tampil di Piala AFF dan SEA Games. Pasalnya pada 2023 Indonesia akan bertindak sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, kejuaraan usia muda paling bergengsi.
Karena sistem pembinaan di Indonesia belum koheren, tak semua klub profesional punya basis pembinaan, Shin menempuh potong kompas. Pemain yang dianggapnya berbakat langsung dinaikkan kelas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini lurus dengan kebijakan mengisi Timnas Indonesia dengan skuad muda yang belum genap 23 tahun di Piala AFF 2020.
Pada saat yang sama kontestan Piala Dunia U-20 lainnya diisi pemain-pemain yang telah merasakan kompetisi panjang sejak usia muda. Jika tak ada siasat sejak dini bukan tak mungkin Timnas Indonesia U-20 akan jadi bulan-bulanan lawan.
Harapan Shin, dengan pemain U-19 yang tampil di Piala AFF 2022 dan SEA Games 2021 (2022), kematangan mereka terasah saat bersaing di Piala Dunia U-20 2023.
Selaras dengan konsentrasi Shin terhadap pemain muda, ada program Garuda Select yang menempa pemain muda di Inggris.
![]() |
Beberapa di antara jebolan Garuda Select yang kini berkarier di Eropa adalah Amiruddin Bagus Kahfi (FC Utrecht), David Maulana dan Brylian Negiehta Aldama (Pomorac 1921).
Kisah Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman yang berkarier di Eropa, juga Asnawi Mangkualam Bahar di Korea Selatan, sedikit banyak mengubah paradigma cara pandang pemain muda Indonesia soal sepak bola profesional.
Sebelum era Egy memang pernah ada Iswadi Idris di Australia, Kurniawan Dwi Yulianto dan Kurnia Sandy di Italia, Bima Sakti di Swedia, dan Rochi Putiray di Hong Kong. Namun gairah 'marantau' saat itu tak sebesar saat ini.
Asia Tenggara yang dalam satu dekade terakhir jadi tujuan menaikkan level karier, bukan lagi target. Generasi muda sepak bola Indonesia dengan tegas mematok Jepang, Korea, dan Eropa sebagai tujuan.
Dan, Marselino Ferdinan bisa menjadi tolok ukur lain generasi muda Indonesia. Ia masih 17 tahun dan bisa berpeluang mengubah lanskap sepak bola Indonesia lewat Piala Dunia U-20 yang tinggal setahun lagi.